CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Nikmat Tertinggi Kita, Bisa Jadi Umat Muhammad Saw

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 5098
Senin, 13 Januari 2014
Featured Image

Banda AcehMuhammad Yakub Yahya| Jika peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw akan menambah iman, ketaatan meningkat, dan ukhuwah kuat, peringatan semacam ini akan penting. Namun jika dengan peringatan Maulid tidak menambah iman, tidak menambah taat, dan ukhuwah tidak kokoh, maka peringatan semacam ini kurang penting, bahkan mubazir.

Demikian di antara paparan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, mantan pendeta itu, di Halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh (11/ 12 Rabiul Awal 1435 H).

Awali peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Ustadz Hamli Yunus SAg, Qari Internasional yang juga Kasi MTQ di Kanwil Kemenag Aceh, melantunkan ayat 29, di akhir QS. Al-Fath (48), “Muhammadurrasulullaah, walladziina ma’ahu asyiddaa-u ’alal kuffaari ruhamaa-u bainahum taraahum rukka’an sujjadaa…”

Maknanya, “Muhammad itu Rasul Allah, dan orang yang bersama dengannya keras terhadap orang kafir, tapi berlemah-lembut sesama mukmin, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud….”

Salah satu Kasi di Dinas Syariat Islam Aceh, Drs Ridwan Djohan, yang juga Sekretaris Imam dan Imam Rawatib Masjid Raya Baiturrahman, selaku MC acara, mempersilakan Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah. Dalam sambutan yang berangkat dari tea lokal hingga global, kesan acara Maulid Nabi Muhammad tahun 1435 Hijriyah begitu penting saat ini bagi warga Aceh.

“Kita meneladankan Rasulullah bukan dalam satu aspek saja, tapi dalam semua aspek termasuk pemerintahan, Nabi meninggalkan teladan dan sifat yang baik, jujur, amanah, peduli, berbagi sesama, dan sebagainya,” ajak Doto Zaini di hadapan Wali Naggroe Aceh, Pangdam (Kasdam), Kapolda Aceh, Kajati, Rektor Unsyiah dan UIN Ar-Raniry, Asisten Gubernur, SKPA, lintas instansi, instansi vertikal, Walikota dan Wakil Walikota, pejabat TNI/Polri, dan pendengar yang memenuhi halaman masjid.

“Diharapkan peringatan Maulid ini, menjadi landasan menata Aceh di masa depan,” lanjutnya sambil mengaitkan dengan demokrasi dan pemilu di Aceh pada April 2014 depan.

Ustadz Syamsul Arifin Nababan, yang bermukim di Bintaro Jakarta sudah 20 tahun, memulai muqaddimah ceramah Maulid Nabi Saw dengan agak panjang, sejak pukul 21.00 WIB di hadapan jamaah dari Banda Aceh dan Aceh Besar.

“Saya berada di Betlehem pada 25 Desember lalu, saya melihat di sana ada 5 geraja, yang saya saksikan cara mereka rayakan Natal dengan cara berbeda. Saya lihat bekas Yesus disalib, tapi tidak ada bekas lagi, kecuali simbol saja,” cerita pria berjenggot lebat itu. Maka dalam Islam membantah bahwa yang disalib bukan Isa, melainkan laki-laki yang lainnya, sedangkan Isa as diangkat ke langit.  

Ustadz Syamsul yang bernama asli Bernard Nababan, asal Toba Tapanuli Utara itu, merupakan mantan penganut kristen, dengan ayahnya pendeta dan ibu muslimah (muallaf sebelum meninggal), sebelum memulai ceramah maulid memperkenalkan diri mendalam, termasuk kisah pesantrennya di Jakarta, yang menampung muallaf-muallaf. Di samping dakwahnya ke AS, Kanada, dan Australia.

“Saya bergetar dan menangis membaca Alquran, tapi tak bisa menangis membaca bibel,” banding Ustadz dari Tanah Batak itu. Ustdadz membaca satu-dua ayat yang meceritakan buah-buahan dan buah dada. Seraya Ustadz mengabarkan bahwa kenikmatan yang agung adalah bisa menaati Rasulullah. Nabi Muhammad Saw, sebagai manusia biasa, yang ada ibu bapak, ada menyusui, yang kawin, yang makan, yang tidur, sebagaimana manusia. Namun yang membedakan kita dengan Nabi Muhammad Saw, adalah Nabi ada wahyu.

“Bersyukur kita jadi umat Nabi Muhammad Saw, karena banyak kelebihan bagi umat Muhammmad Saw, yang tidak diberikan bagi umat lain. Muhammad Saw diberikan beberapa derajat yang tidak ada Nabi-nabi lain. Nabi Musa saja ingin menjadi umat Nabi Muhammad Saw.  Nabi Saw juga penutup para ambiya’,” kisahnya sambil duduk di atas panggung di depan ribuan jamaah, sebab penceramah malam Selasa (13/1) itu kurang sehat.

“Nama Muhammad sudah tertulis dalam Kitab Taurat dan Injil. Nama Muhammad sudah familiar dengan para Nabi,” jelasnya lagi, sambil menjelaskan bahwa nikmat tertinggi selain iman dan Islam, adalah bisa menjadi umat Muhammad Saw.

QS. Al-Baqarah  (2) ayat 146, menurut Ustadz yang berbaju putih itu, bahwa Nabi-nabi sebelumnya sudah kenal Nabi Muhammad sebelum lahir Baginda, seperti lahir anak mereka (bahkan lebih tahu lahir Nabi Muhammad Saw dari pada anak lahir anak kandungnya), yang diceritakan dalam kitab mereka (tentu Al-Kitab yang asli).

Ustadz membaca beberapa ayat dalam kitab palsu di tangannya (tapi ada beberapa ayat yang masih bisa dinilai kebenarannya tentang kedatangan Muhammad Saw). Ada beberapa isyarat tentang kedatangan Rasulullah Saw, yang akan memimpin umat pasca masa Musa dan Isa…

“Maka jangan sekali-kali murtad wahai anak muda. Jika Anda murtad maka pahala Anda hapus, mati Anda kafir…. naudzubillah,” ajar Ustadz yang sebelumnya mengajarkan bahwa dengan masuk Islam, seperti dirinya akan dihapus semua semua dosa sebelumnya.

Di samping itu, Ustadz juga menceritakan kontroversi antar ayat dalam kristen, soal tuhan, khitan, babi, dan kebohongan paulus sang pembohong itu. 

Sebelum mengakhiri hingga pukul 23.15 WIB dengan doa, Ustadz juga kupas soal korupsi di tubuh pemerintah kita, soal kekayaan alam kita, umat Islam yang terus ramai di Barat, di sini tapi biasa saja, hingga soal ancaman Allah untuk negara kita. []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh