Banda Aceh-KemenagNews, Kamis (19/9/2013) Memasuki abad 21 atau melenium ketiga telah terjadi perubahan yang mendasar dan besar dalam segala aspek kehidupan manusia. Abad ini dikenal dengan abad informasi, dimana dunia makin mengglobal, yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja berdampak positif tetapi juga banyak yang berdampak negatif. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H.Ibnu Sa’dan, M.Pd, di hadapan calon Kepala Madrasah MTs dan MA, di Kegiatan Wokshop Calon kepala Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliayah di Hotel Oasis Banda Aceh (15/9).Globalisasi itu sendiri dengan perkembangan Teknologi dan informasi, ungkap Ka.Kanwil, telah memunculkan kecemasan yang luar biasa bagi masyarakat, para orang tua siswa dalam mengontrol kebiasaan dan prilaku anaknya, agar menjadi anak yang berakhlak mulia, hal ini sangat berbeda dengan masa-masa dulu yang hanya dipengaruhi dengan lingkungan dan informasi yang cukup terbatas.Belum lagi kecemasan tersebut ditambah dengan makin ketatnya persaingan mendapatkan kesempatan kerja bagi anak-anaknya, karena masa sekarang lebih mengedepankan kompetensi, inovasi dan kreatifitas untuk mendapatkan lapangan kerja itu sendiri.Maka sekarang, Madrasah adalah tumpuan orang tua terlebih pendidikan yang berbentuk program boarding school, hal ini bukan tidak beralasan bagi orang tua, karena di Madrasah mereka akan mendapatkan pendidikan seimbang antara pendidikan Iptek dan Keagamaan, mengedepankan hasil anak yang cerdas, bermoral sesuai dengan tutunan Alquran dan hadits. Sehingga kecemasan orangtua dapat berkurang dengan pengawasan dan didikan bapak-ibu di Madrasah.Ini tantangan bagi guru, kepala Madrasah serta tantangan kita bersama hari ini dan kedepan, untuk mempersiapkan diri, menjawab tantangan abad milenium. Maka peningkatan mutu kompetensi diri guru sangat penting, sehingga mutu siswa akan lebih baik.Sangat disayangkan, guru Provinsi Aceh saat ini, berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) nilai Kompetensi Pegagogik berada pada urut ke 2 (dua) dengan nilai rata-rata 37, 70, paling bawah dari 33 Provinisi di Indonesia setelah Provinsi Maluku dan di bawah Papua.Dalam peningkatan mutu pendidikan oleh pendidik dan tenaga kependidikan menurut Ka.kanwil Kemenag Provinsi Aceh dalam materinya, yang harus dilakukan selain membetuk kebiasaan siswa untuk termotivasi belajar, guru juga harus meningkatkan kompetensi Kepribadian, kompetensi Sosial, kompetensi Pedagogik dan Profesionalisme guru itu sendiri.Begitu juga dengan Kepala Madrasah, juga harus terus menerus meningkatkan kompetensi dasar sesuai dengan Permendiknas nomor 13 Tahun 2007 tentang stadar kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah yaitu kompetensi Kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi manajerial, kompetensi Supervisi dan kompetensi kewirausahaanTidak cukup dengan guru dan kepala Madrasah sebagai pengawas yang mempunyai peran penting dalam pendidikan, juga harus selalu dan tidak bosan-bosannya untuk meningkatkan kompetensi kepribadiannya, kompetensi sosial, kompetensi supervisi, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi Pendidikan, Penelitian dan pengembangan. Ka.Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, mengajak guru, Kepala Madrasah untuk selalu punya waktu dalam membimbing siswa dengan pendekatan-pedekatan yang baik dengan sepenuh hati, sebagimana janji dan tugas fungsi guru selain harus dipertanggung jawabkan kepada Negara dan yang paling berat kepada Allah di yaumil akhir kelak, apalagi sekarang guru dibayar lebih oleh pemerintah dengan sertifikasinya, sehingga tantangan melenium abad 21, penuh dengan kecemasan ini dapat terjawab.Harus kita ingat, bahwa setiap anak yang dilahirkan, mempunyai kelebihan kecerdasan masing-masing ada anak mempunyai kecerdasan angka, ada yang lebih dalam kecerdasan kata, kecerdasan gambar, kecerdasan musik, kecerdasan tubuh, kecerdasan teman, kecerdasan diri, kecerdasan alam dan kecerdasan spiritual, maka sebagai guru bimbing dan kembangkan kecerdasan mereka, ungkap Ka.kanwil.Kita rubah sekarang paradikma masyarakat Indonesia yang banyak waktu berbicara, ini berdasarkan hasil riset Indonesia memanfaatkan waktu lebih dari 30 hanya berbicara. Maka sekarang kita kurangi berbicara mari sama-sama kita berbuat untuk menjawab tantangan pendidikan sekarang di Madrasah. Mengakhiri materinya, Ka.Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, mengajak untuk membaca buku karangan Ratna Megawangi, Ir. M.Sc, Ph.D. istri Sofyan Jalil, yang berjudul Semua berawal dari Karakter, dan buku karangan Prof.Dr.M.Furqan Hidayatullah yang berjudul Guru Sejati, membangun insan berkarakter Kuat dan cerdas. Dalam dua buku itu mendidik kita untuk melakukan perubahan paradikama harus dilakukan secepatnya. (Alfaizin)
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242