Khatib shalat Idul Adha 1434 H di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Dr H Armiadi Musa MA mengatakan diperlukan pengorbanan besar untuk mewujudkan obsesi dan cita-cita. “Apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim as bersama istrinya, Siti Hajar dan putra mereka, Ismail as 4.000 tahun lalu merupakan keteladanan yang dilandasi pengorbanan yang sangat tulus,” kata Armiadi, yang juga Dosen Fasyar dan Ekonomi Islam IAIN Ar-Raniry.
Armiadi yang juga Kepala Baitul Mal Aceh dalam khutbahnya lebih lanjut mengatakan, seorang mukmin harus sepenuhnya hidup untuk sebuah cita-cita yang tinggi, sebuah obsesi dan cita-cita yang tidak akan pernah terhenti hinga ia menjejakkan kakinya di dalam Surga Allah swt. “Obsesi dan cita-cita itulah yang membuat seorang mukmin rela melakukan pengorbanan demi pengorbanan di kehidupan dunia yang terlalu singkat ini sebagaimana diajarkan oleh Nabi Ibrahim as,” kata Armiadi di hadapan ribuan jamaah shalat Idul Adha, termasuk dari jajaran Pemerintah Aceh dan Pemko Banda Aceh, Selasa (15/10).
Armiadi, mantan Kepala Baitul Mal Aceh Besar, mengisahkan sosok Nabi Ibrahim as sebagai teladan dengan pengorbanan yang sangat tulus. Ia menyebutkan, betapa besar pengorbanan Nabi Ibrahim as bertahan di tanah jazirah yang tandus tanpa pepohonan bersama dengan istrinya, Siti Hajar dan anaknya Nabi Ismail as.
“Banyak hal yang harus kita teladani dari Nabi Ibrahim as dan orang-orang yang bersama dengannya. Marilah kita berkontempelasi, merenung bahwa tiga manusia agung itu yaitu Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail telah berjalan kaki sejauh lebih dari 2.000 km, tepatnya dari negeri Syam yang sekarang menjadi Syria, Palestina, Jordania dan Lebanon, menuju jazirah tandus yang oleh Alquran disebut sebagai lembah yang tak ditumbuhi tanaman apapun, dan itu terjadi lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Itu merupakan sebuah pengorbanan untuk sebuah obsesi cita-cita yang besar,” ujar Armiadi.
Khatib juga mengajak seluruh jamaah untuk mengenang perjuangan 4.000 tahun silam. “Berkorbanlah untuk setiap obsesi dan cita-cita. Islam itu adalah agama masa dulu dan masa depan, Islam (agama tauhid) yang akan tetap tumbuh dan berkembang, dan Islam (agama tauhid) merupakan narasi terbesar dalam sejarah manusia,” katanya di bagian akhir khutbah.
Prosesi shalat Idul Adha 1434 di Blangpadang maupun kawasan lain di Kota Banda Aceh berjalan lancar. Umat Islam berbondong-bondong ke seluruh titik shalat Id yang dimulai sekitar pukul 07.30 WIB. Cuaca di Kota Banda Aceh dan sekitarnya sejak malam takbiran sangat bersahabat.
Sedikitnya 68 group utusan remaja masjid/meunasah, mahasiswa, pelajar dan ormas yang ada di Kota Banda Aceh dan sekitarnnya ambil bagian pada kegiatan pawai takbir menyambut Hari Raya Idul Adha 1434 H keliling kota Banda Aceh.
Pawai takbir yang berlangsung Senin (14/10) malam dimusabaqahkan memperebutkan hadiah uang tunai dengan jumlah total Rp 36 juta tersebut pelepasan dilakukan oleh Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah bersama unsur Muspida plus dan tamu undangan lainnya.
Pawai takbir yang telah menjadi agenda tetap tahunan pemerintah Aceh kali ini berlangsung cukup tertib dan meriah terbukti banyaknya masyarakat yang datang menyaksikan sepanjang jalan yang dilalui peserta pawai.
Ketua umum DPW Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Aceh Drs H Nasruddin Ibrahim MAg disela-sela pawai menjelaskan, pawai takbir yang diadakan pihaknya kali ini diikuti 68 group dan setiap group terdiri minimal 30 peserta.
Menurutnya, pihaknya sangat bangga karena pemerintah Aceh telah memberikan perhatian yang serius kepada peserta pawai takbir yakni telah meningkatkan pemberian dana partisipasi kepada setiap peserta dari Rp 1 juta menjadi Rp 1,3 juta.
“Begitu juga dengan hadiah yang biasanya dengan jumlah total Rp 22,5 juta kini telah meningkat menjadi Rp 36 juta rupiah, bahkan ditambah pemberian hadiah kepada 3 juara pavorit yang masing-masing diberikan Rp 2 juta,”kata Nasruddin Ibrahim.
Ia mengakui, Pelaksanaan pawai takbir kali ini mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya terbukti sepanjang jalan-jalan yang rombongan pawai banyak masyarakat yang menyaksikan.
“Untuk itu melalui kegiatan pawai takbir kiranya dapat terbangunnya syiar Islam di Kota Banda Aceh khususnya dan Aceh secara umum dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1434 H,” pinta Nasruddin Ibrahim.
Selain pawai takbir jalan kaki yang dimusabaqahkan seperti tahun-tahun lalu pemerintah Aceh melalui Panitia Penyelenggara Hari-Hari Besar Islam (BPHBI) Aceh juga mengadakan pawai takbir kenderaan bermotor keliling kota Banda Aceh dan sekitarnya.
[aceh.tribunnews.com/ syahril ahmad/ yakub. foto: muhammad yakub yahya, regu takbiran tpq plus baiturrahman]