Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang, Salamina, MA bertindak sebagai khatib Aidil Adhha di Lapangan Desa Kesehatan Kecamatan Karang Baru. Shalat terebut diselenggarakan atas nama pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tamiang yang diprakarsai oleh Dinas Syariat Islam. Hadir pada shalat tersebut Bupati Aceh Tamiang, fromkompimda, dan masyarakat desa di sekitarnya.
Khutbah yang berlangsung selama 40 menit berjudul, Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim, AS. Dalam khutbahnya khatib memaparkan, “Nai Ibrahim AS sebelum mendapat ujian dari Allah terlebih dahulu memantapkan ketauhidan dengan cara mencari Allah. Beliau menyaksikan peredaran, bintang dan bulan kemudian lenyap di siang hari, lalu menyaksikan matahari yang menyinari alam semesta kemudian lenyap di malam hari, berarti ini bukan Tuhan, karena memiliki keterbatasan.
Ibrahim juga pernah meminta kepada Allah bagaimana menghidupkan orang yang telah mati, Allah menegur Nabi Ibrahim, apakah kamu belum meyakini dan percaya kepada Tuhanmu? Saya percaya tetapi hanya untuk ketentraman jiwa, lalu Allah memerintahkan Ibrahim menyembelih empat ekor burung dagingnya dicampur dan diletakkan pada empat gunung lalu panggil maka keempat burung tersebut kembali.
Di antara pengorbanan Nabi Ibrahim yang patut diteladani adalah, Pertama, dibakar dalam api. Karena tidak mendengar ajakan Nabi Ibrahim dan tetap ,menyembah patung, akhirnya Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung hanya menyisakan satu patung besar dengan kampak dilehernya. Beliau di sidang, ketika hakim bertanya, “Apakah engkau yang menghancurkan patung-patung Tuhan kami. Dengan tenang Ibrahim menawab, “Patung besar yang memakai kalung kampak besar itulah pelakunya. Coba Tanya saja pada patung tersebut siapa yang terlibat dalam penghancuran patung-patung kecil. Hakim tercengang dan berbisik-bisik, lalu berkata,”Engkau tahu patung tidak dapat bicara kenapa harus saya bertanya padanya.”
Ibrahim menjawab, “Alangkah bodohnya kalian, telah tahu patung tidak dapat bicara apalagi menolong kalian, kenapa disembah dijadikan sebagai Tuhan! Kenapa kalian tidak menyembah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menguasai hari pembalasan.
Hakim memutuskan Ibrahim dibakar hidup-hidup karena telah menghina agama dan Tuhan mereka. Diperintahkan penduduk untuk mengumpulkan kayu sehingga menumpuk seperti gunung lalu dilemparlah Ibrahim kedalam api yang menyala. Dengan izin Allah api berubah menjadi dingin dan tidak membakar tubuh Ibrahim. Hal ini diceritakan dalam Al-Quran surah Al-Anbiya:69) Artinya, “Kami berfirman, hai api menjadi dinginlah, dan selamatlah Ibrahim”.Alangkah Terkejutnya penduduk Babylon ketika melihat Ibrahim bangun hidup-hidup dari tumpukan debu. Sebahagian mereka mulai percaya dengan agama yang dibawa Ibrahim bahkan putrid raja Namrud berteriak membenarkan agama yang dibawa Ibrahim. Karena tidak mendengar dakwah Ibrahim Raja Namrud dan penduduk Babylon diberi bencana oleh Allah dengan topan dan nyamuk.
Kedua, Diuji meninggalkan keluarga di gurun pasir, ketika Ibrahim meninggalkan Ismail yang masih bayi dan Siti Hajar yang masih menyusui, istrinya bertanya, “Apakah Tuan akan meninggalkan kami ditempat yang gersang dan tandus, tanpa bekal ? Ibrahim terus berjalan, lalu Siti Hajar bertanya, “Apakah ini perintah Allah? Ibrahim menjawab, “Ya”. Siti Hajar berkata, “Kalau ini memang perintah Allah, maka Allah pasti tidak akan menyia-nyiakan kami”. Ibrahim berdoa kepada Allah, “(Rabbij’al hadza baladan aminan warzuqahlahu minatsamarati walardh”.
Ketika persediaan bekal makanan berkurang, Siti Hajar mulai gundah. Dia melihat padang pasir yang terik dibakar matahari seperti gelombang air lalu berlari, ternyata hanya fota morgana. Setelah tujuh kali pulang pergi berlari-lari kecil, alangkah tergejutnya Beliau ketika melihat dibawah kaki Ismail telah memancarkan air dan terus tergenang, lalu Hajar mengatakan Zam-zam almaak.
Ketika, menyembelih Putranya Ismail.Ketika Usia Nabi Ismail telah mampu berusia, pada suatu malam Ibrahim bermimpi agar mengorbankan Ismail. Beliau ragu dengan mimpi tersebut apakah datang dari Allah ataupun bukan, malam berikutnya Beliau bermimpi lagi hingga Beliau yakin dan mantap bahwasanya benar mimpi itu dari Allah.
Di suatu hari Ibrahim mengajak putranya untuk bermain dan menceritakan mimpinya kepada putra tersayang sebagaimana disebut dalam Al-Quran yang artinya, “Manakalah usianya telah mampu berusaha dengan ayahnya Ibrahim mengatakan wahai Anakku, tadi malam ayah bermimpi bahwasanya Allah memerintahkan untuk menyembelih dirimu, ayah ingin tahu bagaimana pendapatmu. Ismail menjwab, “Wahai ayahku jika itu memang perintah Allah, maka tunaikanlah, insya Allah engkau akan melihat saya menjadi anak yang sabar”. Nabi Ibrahim sangat terharu dengan jawaban Ismail dan menjalankan perintah Allah dengan penuh kesabaran yang akhirnya Allah menggantikan Ismail dengan seekor kibas.
Khutbah tersebut ditutup dengan satu himbauan, agar semua umat Islam dapat meneladani pengorbanan Ibrahim yang telah mampu menjalankan perintah Allah dan membangun rumah tangga atas dasar ketakwaan kepada Allah SWT.
Akan tetapi tidak sedikit orang tua sekarang yang telah menjadikan anaknya sebagai korban ketidak sanggupan mereka dalam mendidik, sehingga anaknya terjerumus dalam Narkoba, pola pikir materialis dan perkembangan sosial yang tidak agamis. [birosantunan atam/y]