Meureudu-KemenagNews (14/11/2013). MAN 2 Sigli, merupakan satu-satunya Madrasah yang mengadakan les “Nippon Go” (bahasa Jepang), dari semua Madrasah Aliyah/SMA sederajat di Kabupaten Pidie Jaya.
Bagi siswanya yang berminat, tanpa dipungut biaya sepeser pun. Kegiatan ini sebagai bentuk partisipasi pro-aktif MAN 2 Sigli dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Apalagi les bahasa Jepang, les bahasa yang jarang terpikirkan di benak para pengambil kebijakan lembaga-lembaga pendidikan lain.
Walaupun MAN 2 Sigli dapat dikatagorikan sebagai Madrasah yang serba kekurangan dalam sarana maupun prasarana pendidikan, tapi tidak membuat para guru maupun siswa putus asa untuk dapat berkontribusi secara nyata dalam memajukan pendidikan di negeri tercinta.
Drs. Abdullah salah satunya, dengan berbagai kesibukannya, karena kegiatan harian dipadati dengan mengurus beberapa jabatan yang diembankan kepadanya, baik di ruang lingkup Madrasah maupun di luar madrasah.
Jabatan-jabatan yang dipikul beliau yaitu sebagai kepala koperasi “Cemerlang” MAN 2 Sigli, kepala koperasi “Sejahtera” sekaligus bendahara Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Pidie Jaya, kepala koperasi “Mita Sarena” Desa Rawasari kecamatan Tringgadeng, bendahara Masjid Quba Pangwa Kuta kecamatan Tringgadeng, dan sebagai pemimpin TPQ Quratul A’yun Kecamatan Tinggadeng Kabupaten Pidie Jaya.
Di sela-sela kesibukannya, beliau siap membagi waktu demi mengajarkan Nippon go kepada siswanya di MAN 2 Sigli, namun selain di Madrasah pengabdiannya sebagai PNS tersebut, beliau katanya juga pernah mengajar Nippon go di MTs Pante Geulima (Meureudu juga) selama 4 tahun, di perguruan tinggi Al-Hilal Ulim semenjak tahun 1997-2011, dan sampai sekarang beliau masih aktif mengajar Nippon go di MTsN Meuredu, semenjak tahun 1994-sekarang.
“Yang penting kejujuran! dengan modal tersebut orang akan mempercayakan kita untuk di tempatkan di posisi/jabatan yang tidak semua orang mampu,” jelas Bapak Abdullah.
Di MTsN Meureudu, murid yang di asuhnya berhasil menjuarai peringkat 2 lomba pidato yang diperlombakan di Jeumala Amal Luengputu dengan menampilkan bahasa Nippon go.
Menurut cerita dari beliau, Jurusan yang dipilihnya ketika di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) adalah bahasa Arab, namun kemampuan menguasai ilmu bahasa Jepang bukan didapatkannya di bangku perkuliahan, melainkan atas kemauan dan inisiatif dari diri sendiri.
Beliau belajar Nippon go secara otodidak (belajar sendiri) semenjak di bangku sekolah dasar (SD) dengan bermodalkan buku sebagai guru pribadi, yang katanya buku tersebut dikirim saudaranya dari Jepang.
Dan ternyata selain menguasai bahasa Jepang dengan belajar secara otodidak, beliau juga menguasai bahasa mandarin dengan belajar seperti hal serupa pula.
Setelah mendapatkan gelar sarjana, beliau sulit menjadi seorang PNS dengan jurusan Bahasa Arabnya, namun dengan skill yang jarang dimiliki orang tersebut memuluskan langkah beliau untuk dapat mengabdi sebagai seorang pegawai negeri sipil di MAN 2 Sigli.
Dengan usianya sekarang yang sudah cukup matang, beliau memiliki beribu gudang pengalaman dalam mengajar, khususnya bahasa Jepang. Guru yang tinggal di Pangwa Kuta Tringgadeng tersebut sudah sangat mengerti bagaimana metode mengajar yang paling efektif dan efisien bagi siswa, seperti mengajar bahasa yang berasal dari negeri matahari terbit tersebut.
Les bahasa Jepang di MAN 2 Sigli dikhususkan bagi siswa/i kelas X dan XII dengan jadwal hari Kamis untuk siswa kelas X dan Sabtu bagi siswa kelas XII dalam per minggu. Les dijadwalkan pukul 15:00 WIB dengan diikuti puluhan siswa/kelas.
Les yang sudah berlangsung selama kurang lebih 2 bulan tersebut difokuskan pada tulisan “Hiragana” (tulisan Jepang yang digunakan untuk menulis bahasa Jepang, nama-nama orang di Jepang dan kota-kota di Jepang). Sedangkan untuk tulisan “Katakana” dan “Kanji” difokuskan sesudah siswa/i menguasai “Hiragana”.
Tulisan “Katakana” adalah tulisan bahasa Jepang yang digunakan untuk menulis bahasa asing, nama-nama orang asing dan tempat-tempat asing, sedangkan “Kanji” adalah tulisan Jepang yang diambil dari tulisan Cina.
Di hari-hari libur seperti bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha serta hari libur lainnya, les bahasa Jepang yang tergolong ekstrakulikuler tersebut ditiadakan, sehingga menjadi kendala bagi siswa/i untuk mempelajari Nippon go secara kontinyu dalam tiap minggu, namun sekarang kondisi liburnya sudah stabil memungkinkan les tersebut tetap di adakan sehari dalam tiap seminggu bagi masing-masing siswa/i kelas X dan XII.
Selama les tersebut, siswa sudah mempelajari kurang lebih 50 huruf “Hiragana” dan puluhan kosakatanya. Kegiatan belajar bahasa Jepang tersebut penuh dengan suasana ceria, apalagi bapak Abdullah yang sering menghilangkan kejenuhan siswa di dalam kelas dengan berbagai lelucon yang keluar dari mulut serta dari gerakan tubuh beliau.
[Muhammad Ghafar, siswa MAN 2 Sigli kelas XII IPA2, Email abdulghafarmerdu@gmail.com /y
[Kiri-kanan, (atas): Bapak Abdullah menulis huruf tulisan “hiragana” (salah satu model pembagian tulisan dalam bahasa Jepang) di papan tulis, siswa/i menyimak pelajaran yang disampaikan Bapak Abdullah. (bawah): suasana siswa/i belajar bahasa Jepang di kelas, motor sebagian siswa yang diparkir di halaman Madrasah ketika sedang mengikuti les bahasa Jepang]