[Peureulak| Syarifuddin] Menteri Agama diminta segera mengaktifkan Magnet School Aceh Timur supaya bangunan yang teletak di Kecamatan Peureulak itu tidak mubazir. Demikian antara lain suara tokoh masyarakat Aceh Timur ketika dimintai tanggapan tentang program sekolah unggulan Kementerian Agama yang telah terbengkalai selama 10 tahun lebih itu.
Sebut saja Drs. H. Abd. Jamir AR, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Aceh Timur, yang menyatakan keprihatinannya atas terbengkalainya Magnet Shool. “Kami minta agar Menteri Agama membuka Magnet School itu tahun ini juga, sebab bila tidak, kita akan berdosa pada anak cucu karena telah membebani mereka dengan utang yang tidak bermanfaat” papar H. Jamil, pensiunan Kementerian Agama yang pernah menjabat Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendais) pada Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur.
Lebih jauh H. Jamil mengisahkan bahwa pembangunan Magnet School Aceh Timur seyogiyanya dimulai tahun 2003, pada masa Bupati Azman Usmanuddin, setelah ditandatangani Perjanjain Pinjaman (Loan Agreement) antara Pemerintah Indonesia dan Islamic Development Bank (IDB) Arab Saudi, namun baru mulai dibangun pada tahun 2010, pada masa Muslem Hasballah memimpin Aceh Timur.
Menurut wacana, kata H. Jamil, Magnet School ini akan dijadikan sebagai Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Unggulan Terpadu dengan daya tampung 300 siswa dan dilengkapi asrama. Kompleks madrasah yang dibangun di atas tanah seluas 12 hektare itu terdiri dari 16 unit bangunan, antara lain mesjid, gedung serba guna, laboratorium, ruang belajar, ruang makan, pusat kegiatan guru, asrama putra dan putri, perpustakaan, perumahan tipe 70 dan 54 serta pos jaga.
“Sebelumnya kami sempat bangga karena menurut Perwakilan IDB untuk Indonesia, Magnet School ini merupakan bangunan ketiga di Indonesia dan yang pertama di Sumatera. Namun setelah melihat kenyataan pahit ini, kebanggaan itu mulai memudar. Lain halnya bila Magnet School benar-benar terwujud tahun ini” pungkas H. Jamil antara kecewa dan penuh harap. [y]