CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Listrik Hidup-Mati-Hidup-Mati... Rusakkan Jaringan Internet Kanwil

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 643
Senin, 10 Maret 2014
Featured Image

[Banda Aceh|Muhammad Yakub YahyaSudah empat hari jaringan internet terputus di Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, kawasan Taman Sari Banda Aceh. Terakhir jaringan masih on pada Kamis siang (6/3). Usai istirahat, listrik mati lagi, dan bukan yang pertama dia hidup mati, hidup mati. Pemadaman yang berlanjut hingga saat pulang itu, mengakibatkan alat di ruang operator jaringan rusak.

Petugas PT Telkom (Tbk) sudah mengecek sejak Ahad (9/3) dan Senin (10/3) pagi. Namun jaringan juga belum bisa on. Terakhir diketahui bahwa ada alat di server —dan entah apa namanya itu, yang sudah rusak, tentu gara-gara pasokan api PLN yang tak menentu. Dan kerusakan alat-alat lain, tentu tidak hanya di kawasan kota, tapi juga kampung-kampung di Aceh itu. Kabarnya di Sumut juga ‘tali api’ itu lagi bermasalah juga.

Sudah sejak Jumat (7/3), ramai sahabat atau mitra kerja, yang menanyakan pada kami di Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh perihal kematian jaringan internet, tapi belum bisa dikabarkan penyebabnya. Sebab memang semua rekan di Bidang dan Subbag, serta Seksi sangat terhambat dengan matinya jaringan (net). Ada yang harus kirim ini dan itu ke luar.

Urusan jaringan memang di bawah kontrol Subbag Inmas. Kami di Subbag Inmas hanya bisa memohon maaf, pada semuanya yang menanyakan jaringan yang lama sekali off itu. Sentra jaringan Kanwil ada di depan Subbag Inmas, samping tangga ke ruang Kakanwil.

Dalam gelap, di kami pun melantunkan nyanyian: “Pee Eel Een: Terang Gelap, Terang Gelap….”  Lagi, lampu mengulah. Bukan yang pertama. Bukan juga yang terakhir. Pemadaman bergilir, bergulir. Arus dijatah, tak tahu hingga kapan. Gelap dan terang, hidup dan mati, memang bergilir. Tapi kadang-kadang tak bergiliran. Kawasan yang dekat dengan asrama tertentu, jarang padam. Permukiman yang satu pagar dengan komplek tertentu, juga jarang mati.

Malam hari silih berganti: terang, gelap, terang, dan gelap. Listrik dijatah, digilir. Seakan giliran selalu untuk rumah kita. Seakan tak dijatah, tak digilir untuk komplek dan rumah dinas mereka. Merdeka atau tidak, darurat atau bukan, soal hajat orang banyak, kayaknya tetap sama. Dulu ronda di pos jaga bergiliran. Jaga malam beregu. Kini, api bergiliran. Dulu konflik, kini damai, sama saja. Lilin dan teplok, langganan bersama. Bukan hanya ureueng gampong, juga insan kota . Genset laku manis. Emergensi juga laris.

Sayur layu, kuah basi, dan bau ikan di kulkas konsumen, mereka tahu, tapi seperti pura-pura tak mengerti. Kipas angin, AC, blender, sterika, televisi, tape, radio, komputer, atau lainnya servis menanti. Bola pijar putus, lampu neon redup, sebentar-sebentar kita singgah ke toko, beli lampu baru. Mahasiswa kita dikirimi uang kuliah, dan juga biaya minyak lampu. Kalau ayah sanggup membeli komputer, biar cepat sidang, juga harus sertakan biaya UPS, penyimpan arus. Makalah bisa tak tepat siap, mati lampu, kilah mahasiswa, alasan. Jadwal bergeser, kacau, gara-gara menunggu listrik di rental.

Mau makan malam, akan ‘meneguk kebersamaan’ pelepas haus seharian, bersama keluarga tercinta, ‘aamiin’ bersamaan jamaah masjid, listrik pun mati. Ikan asin berganti dengan korek. Mangkuk teh berganti dengan lilin. Remang-remang semoga kian merahmati berbuka bersama. Meski sendok garpu jadi kacau. Raungan genset di mana-mana, di mushalla dan masjid.

Muazzin menghidupkan mesin dulu, baru bang, menunda azan. Air tak penuh di bak wudhuk, bagi jamaah yang shalat musiman, kagetan jika musibah, bagi kita yang hanya mengejar pahala semata. Di luar dan dalam bulan suci sama saja. Listrik mati, pas mau takbir imam maghrib. Saat azan akan dikumandangkan, panggilan Allah, langsung menara senyap. Syukur jika kalimat azan sempurna. Kalau tidak, akan fatal maknanya. Kacau artinya.

Daripada mengeluh pada gelap yang menambah kesal, mulia sangat jika kita ambil sisi positifnya. Dalam gelap, ajang merenung. Sungguh, dalam keajaiban penciptaan langit dan bumi, bersilihan siang dan malam, nikmat pagi dan senja, ada isyarat keagungan-Nya. Selagi saya merenungi, hikmah apa lagi yang mungkin kita raup dalam gelap, sanyo di sumur tetangga berputar, dan kulkas di dapur sebelah mengipas.

Blitz blitz blitz, neon tua saya pun hidup malam lalu, juga di ruangan. Tetangga bersorak. Remote TV berebutan. Anak dengan ayah. Adik dengan abang. Mohon maaf petugas listrik. Atas prasangka awam pelangganmu. Terima kasih PLN tercinta. Simpanan arusmu di laptop, juga bisa mencukupi untuk mengetik satu ‘tembang gelap’. Itu lagu kami, dalam gelap ruangan suatu siang... mohon maaf PLN ku… [xan/kha/jua]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh