Banda Aceh|Teuku Zulkhairi| Drs.Ibrahim A.Latif dalam pemaparan materinya saat dialog Eksistensi Syari’at Islam di Aceh mengatakan, penegakan syari’at Islam di Kota Langsa ditekankan pada dua hal, yaitu Amar bil Makruf (menyuruh kepada yang baik) dan Nahi Munkar (mencegah dari kemungkaran). Amar Makruf dilakukan dengan pembinaan oleh ulama-ulama, Teungku-Teungku Dayah, Ustaz, Khatib jum’at dan sebagainya. sementara proses Nahi munkar ditegakkan lewat Polisi Wilayatul Hisbah.
Menurut, Ibrahim A.Latif , di balik upaya penegakan syari’at Islam di Langsa, ada Walikota di sana, yaitu Usman Abdullah yang sangat mendukung.Dengan dukungan tersebut, menurut Ibrahim A.Latif, WH di Langsa itu berada di bawah kordinir langsung DSI, bukan di bawah Satpol PP. Ini menjadi lebih mudah, katanya.Ibrahim A.Latif mengakui, banyak fitnah-fitnah dalam penerapan Syari’at Islam di Langsa, tapi pihak DSI Langsa tetap komitmen dalam penerapan syari’at Islam.
Saat penerapan syariat Islam di Langsa sudah lumayan maju. Dulu saat pesta perkawinan di Langsa, banyak pemuda yang tidak mau membantu cuci piring di rumah kecuali setelah dikasih minuman keras. Begitu juga, dulu pesta perkawinan tidak sah kalau tidak ada Keyboard yang kemudian diiringin dengan ragam maksiat, seperti Miras, khalwat dan sebagainya. Sekarang alhamdulillah sudah mulai berkurang, anda lihat saja sendiri, kata Ibrahim A.Latif. [y]
Langsa Tegakkan Syari’at Islam dengan Amar Makruf dan Nahi MunkarDrs.Ibrahim A.Latif dalam pemaparan materinya saat dialog Eksistensi Syari’at Islam di Aceh mengatakan, penegakan syari’at Islam di Kota Langsa ditekankan pada dua hal, yaitu Amar bil Makruf (menyuruh kepada yang baik) dan Nahi Munkar (mencegah dari kemungkaran). Amar Makruf dilakukan dengan pembinaan oleh ulama-ulama, Teungku-Teungku Dayah, Ustaz, Khatib jum’at dan sebagainya. sementara proses Nahi munkar ditegakkan lewat Polisi Wilayatul Hisbah.Menurut, Ibrahim A.Latif , di balik upaya penegakan syari’at Islam di Langsa, ada Walikota disana, yaitu Usman Abdullah yang sangat mendukung. Dengan dukungan tersebut, menurut Ibrahim A.Latif, WH di Langsa itu berada di bawah kordinir langsung DSI, bukan di bawah Satpol PP. Ini menjadi lebih mudah, katanya.Ibrahim A.Latif mengakui, banyak fitnah-fitnah dalam penerapan Syari’at Islam di Langsa, tapi pihak DSI Langsa tetap komitmen dalam penerapan syari’at Islam. Saat penerapan syariat Islam di Langsa sudah lumayan maju. Dulu saat pesta perkawinan di Langsa, banyak pemuda yang tidak mau membantu cuci piring di rumah kecuali setelah dikasih minuman keras. Begitu juga, dulu pesta perkawinan tidak sah kalau tidak ada Keyboard yang kemudian diiringin dengan ragam maksiat, seperti Miras, khalwat dan sebagainya. Sekarang alhamdulillah sudah mulai berkurang, anda lihat saja sendiri, kata Ibrahim A.Latif.(teuku zulkhairi)