Selamat Tahun Baru Islam 1435 H, “Allaahummaj’al awwala haadzihis sanati shalahaa, wa awsathahaa suruura wa aakhirahaa najahaa – Ya Allah moga jadilah awal tahun ini ajang perbaikan, pertengahannya penuh kegembiraan, dan ujungnya buah kesuksesan,” amin (doa awal tahun).
Jelang awal Tahun Baru Islam 1435 H, selanjutnya redaksi menurukan berita singkat dari Nizawati, SSosI (peserta Workshop Jurnalistik Kankemenag Pijay yang digelar di Aula Bappeda 23-25 Oktober). U Niza ialah staf di KUA Kec. Meurah Dua (sebelum mekar masuk Kec. Meureudu), yang dikepalai Drs Bakhiar, yang menulis berita keramaian tamu di KUA yang dekat Simpang 4 Meuereudu, yang ramai penjaja Ade Kak Nah, itu.
Menjelang Idul Qurban lalu, di KUA Kec. Meurah Dua, ramai tamu, pengunjung dibandingkan denga bulan-bulan sebelumnya. Bulan Haji termasuk bulan yang ramia dikunjungi catin (calon pengantin). Mereka melaporkan diri untuk pelaksanaan pernikahan.
Ada acara sakral itu di masjid, ada yang memilih di rumah, dan ada yang menikah di KUA. Yang mau menikah mayoritas tamatan SMU/SMA. Hanya sebagian kecil yang sarjana.
Menurut kami, ramainya calon menantu itu yang mendatangi KUA dan menikah di bulan ke 12, karena ada hari dinilai baik di bulan Dzulhijjah itu untuk memulai kehidupan baru bagi pasangan itu. Menurut calinda (calon linto-dara baro), untuk memuli hidup baru harus diawali dengan tanggal bagus, supaya nantinya akan menjadi keluarga yang harmonis, atau keluarga yang samara (sakinah mawaddah wa rahman), dan bahagia.
Selain Dzulhijjah, di KUA sebelah timur Kec. Meureudu dan disebelah barat Kec. Ulim itu, ada beberapa bulan yang juga ramai dibanjiri pengunjung, pasangan mempelai. Di antaranya ada bulan Rajab, Sya’ban, Syawal, dan diikuti bulan-bulan lainnya. Bulan yang masuk rangking sepi pengunjung termasuk Ramadhan…
Oh itu rupanya penyebab KUA ramai, hingga memilih bulan dan tanggal baik. Boleh-boleh saja, asal jangan merusak keyakinan, bahwa di sisi Allah sama baiknya semua bulan dan hari (tak ada hari naas/malang/sial dan tanggal mujur/hoki). Hanya Allah yang sanggup memudaratkan dan memaslahatkan/memberi syafaat, bukan bulan/hari yang makshlu itu. Sebab nikah di bulan baik dan lokasi baik pun, bisa cerai berai, jika hati sempit/panas dan keyakinan pada Allah salah dan sesat…., bukan?
[Nizawati SsosI (085277530472), staf KUA, peserta Workshop Jurnalistik Kankemenag Pijay yang digelar 23-25 Oktober, di Aula Bappeda/y]
[Foto: peserta Workshop Jurnalistik Kankemenag Pijay yang digelar 23-25 Oktober, di Aula Bappeda) sedang menyimak materi dari Kasubbag TU Kankemenag Pijay. foto: yakub]