Banda Aceh-KemenagNews (2/11/2012) Sejak tiga hari lalu, suasana di Banda Aceh kian ramai, dengan kedatangan penjemput Jamaah Haji, dari luar Banda Aceh ke ibukota. Titik penantian di Banda Aceh, termasuklah di Masjid Raya Baiturrahman. Kerinduan famili dan tetangga, pada Haji/Hajjah kita, memang luar biasa.Meski Kloter 1 BTJ (kode Embarkasi Banda Aceh) asal Banda Aceh dan Kloter 2 asal Aceh Utara, diinformasikan akan tiba pukul 18.30, 20.30 WIB atau molor satu/dua jam, tapi penjemput (terutama Kloter 2, Aceh Utara), sudah menanti di Banda Aceh, sejak shubuh dan pagi (31/10). Padahal proses pendaratan, pemulangan di Debarkasi, hingga serah terima di Asrama Haji, memakan waktu hingga tengah malam. Artinya, penjemput mesti sabar menanti hingga sehari semalam di kota. "Salah satu makna sabar, ialah sabar tidak maksiat dan sabar dalam ketaatan. Sabar dalam menanti kepulangan saudara kita dari Tanah Suci, juga masuk dalam bahasan ini. Jadi kalau jumlah mobil penjemput sebanyak jumlah Jamaah Haji, sungguh, jika tidak sabar, akan repot pengguna jalan dan petugas," ulang DR. Tgk. H. Syamsul Rijal, MA, dalam ceramah maghrib (halqah qabla `isya) malam Kamis (31/10), di Masjid Raya Baiturrahman, kepada jamaah dan warga yang menanti di sekitar masjid. Menurut jadwal, hari ini Jumat (2/11), akan tiba sebanyak 323 Jamaah Haji (termasuk Petugas/Medis) Kloter 3, asal Aceh Tenggara, Simeulue, Langsa, dan Abdya. Rencana Pemandangan serupa, penantian tim penjemput dari kampung, juga memadati kota.Dari 324 JCH sebelumnya, almarhum Samiah Binti Akim Desky (perempuan, 67 tahun), manifest 178, telah meninggal di BPHI Mekkah, 5 Oktober 2012, pukul 20.15 WAS, diduga karena penyakit jantung kronis dan akut pulmonary embolism, dan dikuburkan di Ma`la, Makkah, tentu tak bersama lagi dalam pesawat.Tadi malam (1/11) telah sampai Kloter 2 asal Aceh Utara, pukul 01.00 WIB, sebanyak 325 Jamaah (termasuk Petugas/Medis), kecuali almarhum Tgk. Syarifuddin bin Juned (laki-laki, 62 tahun), Manifest 93, meninggal di BPHI Makkah, tanggal 8 Oktober 2012, pukul 07.30 WAS, Celulitis DM tipe 2, dikuburkan di Baqi`; dan Cut Ainiah binti Tgk Muhammad Sabi (umur 62, wanita), Manifest 61, meninggal di BPHI Makkah, tanggal 31 Oktober 2012, pukul 11.30 WAS, dan dikuburkan di Saraya. Penantian panjang penjemput dengan mobil mini pun, kami pantau ramai di seputar Masjid Raya dan lokasi lainnya. Saat pesawat akan tiba, ramai yang menelepon Koordinator Humas Haji Debarkasi (Pemulangan) Banda Aceh, Darwin SE, dan rekan Tim Humas Kanwil Kemenag Aceh, Amwar Citra Hutabarat, termasuk insan press. "Ustadz, ini ada anak tanya dan menangis kangen sama mamanya, kok belum sampai-sampai. Memangnya jamaah pukul berapa tiba?" salah satu pertanyaan ke hp kami, saat Kloter 1, asal Banda Aceh, pulang. Padahal perlu dipahami, kami menjawab lagi, "Menurut jadwal dan kabar Koordinator Humas, pesawat sudah meninggalkan Jeddah sejak pagi, tentu pagi di Arab Saudi (WAS), yang kalau di Aceh sudah hampir zhuhur," tutup telepon kami pada penanya. Jika, pagi tinggal landas (ukuran Aceh), dan malam sampai (masih ukuran Aceh), sungguh masa yang sangat lama. Padahal bukan begitu (bukan sehari terbang). `Di langit` pesawat Garuda, hanya 8-9 jam saja. Jadi, penjemput sekalian, sabar saja menanti. Di samping jeli menghitung waktu Aceh (WIB) dengan Waktu Arab Saudi (WAS). Dan mari pahami pula jika molor, karena padatnya pesawat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah; dan butuh waktu dalam proses administrasi dan pemilahan aneka barang Jamaah. [yakub/baiturrahman]