Banda Aceh (Humas) --- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kembali memberi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan Kementerian Agama tahun anggaran 2020. 

Ini merupakan kali kelima Kemenag berhasil memperoleh opini tersebut atas laporan keuangan. 

Kakanwil Kemenag Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg mengapresiasi sekaligus mengungkapkan rasa syukur atas perolehan opini WTP ini.

"Alhamdulillah, kita patut bersyukur atas opini yang telah di terima Kemenag, apalagi sudah di raih selama lima tahun berturut-turut, tentu ini merupakan jawaban dari ikhtiar dan kerja keras seluruh ASN Kemenag se-Indonesia dalam mewujudkannya," kata Iqbal. 

Sebab itu, ia mengajak ASN di Kemenag Aceh, bukan hanya sekadar bahagia atau berbangga, tapi wujudkan implementasi kinerja yang lebih prima dan lebih baik dalam pelayanan. 

"Pelayanan terhadap masyarakat, merupakan prioritas, kita sebagai ASN harus mampu mempersembahkan yang terbaik, dan semakin hari kinerja semakin baik dan meningkat," jelasnya. 

Iqbal menyebutkan, Kemenag Aceh dengan jumlah karyawan hampir mencapai 17 ribuan, dan memiliki 712 Satker, menjadi tugas berat dalam mengemban amanah menyelesaikan tugas ditengah masyarakat secara teratur dan terarah. 

"Kita harus selalu belajar dan belajar, meningkatkan kompetensi dan kualifikasi diri, jadi tidak ketinggalan zaman. Demikian juga dengan perkembangan informasi teknologi, mesti dapat dimanfaatkan dan disesuaikan," katanya. 

Kakanwil Kemenag Aceh juga mengingatkan untuk selalu menerapkan 5 Budaya Kerja Kementerian Agama dalam menjalankan tugas dan memiliki tiga semangat baru sebagaimana diharapkan Menteri Agama. 

Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam berbagai kesempatan mengingatkan tiga semangat baru yang harus dimiliki seluruh jajarannya dalam mengelola Kemenag.

Pertama, manajemen pelayanan dan tata kelola birokrasi yang harus semakin baik, termasuk di dalamnya pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah, pendidikan agama dan keagamaan, serta pusat pelayanan keagamaan. 

Kedua, penguatan moderasi beragama. Salah satu penekanan moderasi beragama adalah pada penguatan literasi keagamaan, budaya toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan. 

Ketiga, persaudaraan, yang meliputi merawat persaudaraan umat seagama, memelihara persaudaraan sebangsa dan setanah air dan mengembangkan persaudaraan kemanusiaan. 

Dengan tiga semangat baru Kemenag tersebut, selanjutnya Menag menetapkan beberapa program prioritas. Di antara program prioritas yang telah berjalan saat ini adalah Revitalisasi KUA, Kemandirian Pesantren, serta Penguatan Moderasi Beragama.[]