Banda Aceh (Humas)--Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg isi taushiah ba'da shubuh di Masjid Agung Istiqamah, Tapaktuan, Jumat, 8 April 2022.
Kakanwil dalam program Sapa Jamaah rangkaian Safari Ramadhan 1443 H ke seluruh Aceh ini, sampaikan indikator ketakwaan, dan ajak jamaah terus pupuk persaudaraan, tidak terpecah-belah lantaran perbedaan sesama, termasuk menyikapi penentuan awal puasa.
Di awal ceramah, shubuh puasa ke 5 ini, Dr Iqbal mengulangi dinamika perhajian, rutinitas kita selama ujian pandemi ini, upaya kita tingkatkan kesyukuran, dan dengan penghambaan diri kita pada Allah.
"Dengan doa kita dan kita terus berdoa, bahwa haji 1443 H/2022, insya Allah tetap ada. Kita berusaha dan berdoa ibadah ini sudah bisa dilaksanakan lagi, dengan pemberangkatan jamaah kita ke sana, berapa pun kuota yang ditetapkan," harapnya di depan pengurus masjid dan jamaah.
"Pemerintah Saudi pun telah melayani dan selenggarakan umrah, dan sudah mencabut beberapa persyaratan protokol kesehatan yang ketat sebelumnya, misalnya karantina dan penggunaan aplikasi untuk ibadah di sana," jelasnya dalam taushiah yang dimoderatorkan H Khairuddin MA, dari Bidang Urais.
Kakanwil sampaikan, bahwa jika nanti meskipun kuota yang ditetapkan Saudi tidak seratus persen, kita bisa merespon dengan kesyukuran.
Dr Iqbal jelaskan, bahwa bisa jadi nanti kuota yang diberangkan 50 persen, 60 persen atau kurang dari itu, kita termasuk jamaah Aceh Selatan bisa menerima kebijakan ini dengan baik, lapang dada, dan tidak menyalahkan pihak-pihak lainnya.
"Kita bersyukur, ketika haji akan kembali ada, secara otomatis kerinduan jamaah akan terpenuhi meski tidak seratus persen. Ini berkaitan dengan kuota yang ditentukan Pemerintah Arab Saudi," imbuhnya dikaitkan transportasi dan akomodasi (perhotelan), dan tenaga layanan di Tanah Suci yang menyulitkan semua lini karena dua tahun tidak beroperasi.
"Insya Allah dalam dua bulan ke depan, kita berusaha ikuti persiapan-persiapan, dan Juni akan ada pemberangkatan," katanya optimis.
Ajaknya, momentum Ramadhan, kesempatan berdoa untuk itu. Kita doakan haji bisa diberangkatkan, termasuk jamaah Aceh. Moga berkah puasa, doa kita maqbul.
Bahwa kita telah Allah persuakan dengan Ramadhan, ini tanda Allah telah perkenankan doa-doa kita.
"Kita terus berdoa agar bisa diberi kesempatan hingga akhir Ramadhan. Kita berdoa bisa bertemu juga di Ramadhan selanjutnya," imbuhnya, dalam safari yang semalam agenda serupa, juga telah berlangsung di Masjid Al-Insan Sama Dua Aceh Selatan.
Sebutnya, "Jika kita tidak memohon, yang Ramadhan kesempatan memohon, kita termasuk hamba yang sombong."
"Untuk menghilangkan kesombongan, maka di akhir ayat dari QS ayat 183 tentang puasa, Allah mengunci dengan la'allakum tattaqun," tambahnya.
Kita belum tentu bisa disebut insan yang bertaqwa, usai puasa, maka inilah kesempatan mengupayakannya.
"Ada 4 indikasi rasa taqwa kita, menurut satu penafsir Al-Qurthuby," kutip Kakanwil.
"Pertama, rasa takut kita pada Allah harus melebihi takut kita pada yang. Kita takut dengan kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi kita," rincinya.
"Allah menguji kita dengan, misalnya dalam dua tahun Allah menurunkan pandemi, dan rasa takut kita padanya, tidak menjadi halangan kita buat ibadah dan beramal," sambungnya.
"Ini ujian bagi kita, mana hamba di antara kita yang ketakutan kita pada covid melebihi ketakutan pada Allah. Sehingga kita tidak merebut kelebihan, fadhilah Ramadhan misalnya," ungkapnya lagi.
Bahwa usaha memang wajib, tapi usaha kita itu tetap dalam bingkai menggantung pada Allah.
"Saat kita bicara covid seakan tidak ada jalan keluar untuk kita. Padahal covid pemberian Allah, dan Allah berhak mencabut," jelasnya.
"Maka apa pun pemberian Allah termasuk covid. Kita merasa Allah melindungi kita, ini bagian dari konsep takut pada Allah tadi," ujarnya.
"Kedua, indokator ketakwaan, beramal dengan syariat. Semua amal telah diatur Allah dan melalui Rasul-Nya. Saat seseorang beramal yang di luar syariat, maka ditolak. Termasuk Ramadhan, jika kita berlandaskan syariat, maka akan sia-sia," katanya.
"Ciri ketiga ialah, Ridha kita akan pemberian yang sedikit," kutipnya.
Maka, sambung Kakanwil, ada doa sahabat Nabi, "Ya Allah jadikan saya termasuk orang yang sedikit," seperti doanya Umar bin Khattab.
"Hamba yang bersyukur sangat sedikit. Allah memberikan semua kebutuhan, namun dengan nikmat itu ia ada yang jauh dengan Allah," ungkapnya.
"Dan keempat, mempersiapkan diri dengan bekal untuk hari akhir. Mati itu rahasia maka kita harus siap kapan pun dipanggil ke sana. Hidup kita bagai musafir, yang butuh persiapan," pungkasnya.
Sehari sebelumnya tim safari yang ke Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya tiba, laksanakan silaturrahim dan rangkaian kegiatan. Maka termasuklah siang ini pembinaan di Kankemenag Aceh Selatan, kunjungan ke Pesantren Labuhan Haji, KUA Aceh Barat Daya, dan hingga Jumat malamnya bersama jajaran dan warga di Blangpidie. [yyy/ach]