Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menjadi satu Orator dalam Orasi Damai Sosiology Fais #2 “19th Perdamaian Aceh dengan tema “19th Perdamaian Aceh: Nafas Panjang Keberlanjutan Perdamaian” di Taman Sari Bustanussalatin, Ahad, 8 Desember 2024.
Kakanwil yang diwakili Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Kabid Urais) Dr H Mukhlis MPd, sampaikan orasi "Rajut Damai: Kita Semua Bersaudara", bersama Pengurus Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HIMASIO) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (USK) 2023/2024, di taman kota, depan Kanwil Jalan Tgk Abu Lam U Banda Aceh.
Kakanwil mengajak umat beragama tetap genggam spirit optimistik. Bahkan ada adegium populer di Aceh, untuk tetap kita bersemangat "Pat ujeuen nyang han pirang, pat prang nyang han reuda".
Di buana mungil ini, gambarnya, selalu ada sebidang taman indah surga yang akan mengimbangi sepetak jurang terjal neraka. Jika satu belahan bumi sedang damai, maka ada belahan lain yang sedang bertempur. Andai kata sejengkal bumi di sini masih kemelut, maka sejengkal dunia di sana ada yang sudah dan terus aman.
Allah yang menakdirkan, kita dituntut bijak memaknainya, menakar hikmahnya. Konflik dan pembiaran dunia atas egoisme satu bangsa, itu ajang dan lahan masuk surga bagi syuhada. Misalnya dalam Islam, mati syahid dinilai dambaan hidup mukmin sejati. Bagi orang Aceh punya firasat hidup-mati begini: udep sare, mate syahid.
Riak dan gelombang, di sinilah dinamisnya kehidupan. Darah dan air mata inilah simbol ketidaksempurnaan orang-orang. Maknanya kita memang sekarang bukan di keabadian akhirat, melainkan masih di dunia nan fana.
Kakanwil juga sampaikan misi Kemenag dalam rawat damai dan kerukunan.
"Bersama Kemenag ada empat indikator dalam moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal," urainya di depan mahasiswa dan umum.
"Makna toleransi adalah bagaimana para penganut agama berpikiran moderat dengan saling mencampur adukkan pelaksanaan kegiatan agama masing-masing," terang Mukhlis yang baru tiba dari rangkaian acara bersama Kakanwil di Kota Sabang.
Hadir juga memberikan orasi, Ketua Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Aceh, juga Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Aceh, juga Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, yang juga akademisi UIN Ar-Raniry Dr Tgk H A Gani Isa SH MAg.
Boleh kita berbeda warna asalkan tetap saling menghargai satu sama lain, itulah bagaimana toleransi. Kakanwil bawakan sebait pantun damai dan persaudaraan:
Ureung Aceh that meuragam/
Ladom puteh ladom itam//
Ladom paneuk ladom panyang/
Bandum ureung nyan meusyedara//
Pelaksana kegiatan tahunan ini, Himasio Fisip USK relatif aktif dalam aksi sosial dan pengabdian.
Tahun lalu juga sukseskan Seminar Nasional dengan tema “18 tahun Damai Aceh: Refleksi Perjuangan dan Perubahan.”
Dengan aksi damai semacam ini, ujar Ketum Himasio Fisip Safriadi, kita jadi tidak lupa dengan sejarah yang harus dijadikan pembelajaran agar tidak melakukannya kembali di masa mendatangmendatang.
Dan pembelajaran tentang sejarah damainya Aceh ini, kata panitia Dinda Balqis, penting untuk dipahami oleh pemuda-pemudi Aceh selaku pewaris kebudayaan, serta oleh masyarakat umum dengan skala nasional yang ingin mengetahui bagaimana proses Aceh dalam mencapai perdamaian dari konflik yang panjang.[]