Bandung-KemenagNews. Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh Drs H Ibnu Sa’dan MPd bersama pejabat Eselon I dan II Kemenag RI, Kakanwil Kemenag Provinsi, serta Kakankemenag se Indonesia ikuti agenda Rapat Koordinasi Kebijakan Pengawas (Rakorjakwas) yang bertema: Pengawsan 11 Program Kementrian Agama Berbasis Kinerja Menuju Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi.
Acara di Hotel Grand Royal Panghegar Bandung itu, dibuka oleh Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, Wakil Menteri Agama, Selasa malam (3/12). Wamenag RI meminta seluruh aparatur Kementerian Agama, baik di Pusat maupun Daerah untuk terus bekerja keras dalam melakukan tugas pelayanannya kepada masyarakat dan pengabdiannya kepada negara.
“Kementerian Agama harus terus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Sebab, ekspektasi masyarakat terhadap Kementerian ini sangat tinggi,” tegas Wamenag usai mewakili Menteri Agama membuka Rakor Tahun 2013 itu, yang diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal Kemenag RI.
“Masyarakat menghendaki aparatur Kemenag seperti malaikat. Jadi, kadang-kadang, tidak salah pun disalahkan. Apalagi salah beneran,” tambah Wamenag. Wamenag sepakat dengan pernyataan yang pernah disampaikan Hamka, bahwa Kemenag bak layar putih. “Kotor sedikit saja, akan sangat terlihat,” katanya.
“Semoga ke depan, Kemenag bisa lebih baik. Kami harus terus mawas diri karena masyarakat berharap, kami tidak boleh salah. Kami harus hati-hati dalam melangkah,” imbuhnya.
Untuk keperluan itu, Wamenag mengungkapkan bahwa dirinya sering mewanti-wanti dan mengingatkan kawan-kawan, tentang arti motto Kemenag. Menurutnya, Ikhlas Beramal mempunyai makna yang sangat mendalam. Ikhlas bisa diartikan bahwa kita tidak perlu menghitung diri tentang kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan. Sedang beramal adalah sebuah kegiatan yang melibatkan unsur-unsur Ketuhanan.
“Jadi, Ikhlas Beramal itu lebih kuat dari sekedar lembaga pengawasan. Kemenag harus menjadi oase spiritual; pencerahan,” ujar Wameng.
“Kemenag harus menjadi tempat berteduh bagi bermacam kekuatan bangsa kita. Kemenag sebagai warisan para Founding Father, harus memelihara Kewibawaan. Tujuannya adalah keberkahan dari Allah SWT” katanya.
Ditanya tentang posisi Kemenag sekarang, Wamenag memberikan apresiasi sekaligus bersyukur bahwa akhir-akhir ini, Kemenag sudah mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lembaga lain. “Kami sadar, Kemenag mempunyai sejarah panjang dalam perjalanan republik ini,” ungkapnya.
“Satu hal yang tidak boleh diabaikan, sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat, aparatur Kementerian Agama mempunyai tugas dan fungsi utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukuran beragama, kualitas pendidikan agama dan keagamaan, kualitas penyelenggaraan ibadah haji, serta mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa,” pesannya dalam acara yang juga hadir selain para Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota, para Sekretaris Ditjen, serta Kabag Ortala dan Kabag Perencanaan unit Eselon I Kementerian Agama, juga ada Ketua MUI Jabar, perwakilan Gubernur Jabar, serta para pejabat Eselon 1 dan 2 Pusat.
“Ingat, tugas dan fungsi utama kita adalah meningkatkan kualitas kehidupan beragama, kualitas kerukunan umat beragama, kualitas pendidikan agama dan keagamaan, kualitas penyelenggaraan ibadah haji, serta mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa” kata Wamenag.
Rakorjakwas akan berlangsung dari 3–5 Desember. “Sehubungan tugas dan fungsi utamanya itu,” lanjut Menag, “Kemenag sudah menetapkan 11 Program yang harus dijalankan seluruh aparatur, yakni: dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara, pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur. Selain itu, kemenag juga melaksanakan program penelitian, pengembangan serta pendidikan dan pelatihan. Program ini dimaksudkan untuk terus meningkatkan kualitas program dan SDM aparatur Kementerian Agama.Program Kemenag lainnya adalah penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Pendidikan Islam, Bimbingan Masyarakat Islam, Bimbingan Masyarakat Kristen, Bimbingan Masyarakat Katolik, Bimbingan Masyarakat Hindu, Bimbingan Masyarakat Budha dan Bimbingan Masyarakat Konghuchu.”
“Semoga Rakorjakwas ini menjadi ruang koordinasi dan sosialisasi program dan kebijakan Kemenag pada umumnya, dan Inspektorat Jenderal pada khususnya, dalam kerangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, good governance dan clean government,” harap Menag, melalui Wamenag RI. [yyy/kemenag.go.id]
[foto: kakanwil]