Musyawarah Wilayah (Muswil) ke II Pengurus Wilayah Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (PW APRI) Provinsi Aceh resmi digelar hari ini di Hotel Linge Land, Kota Takengon, Aceh Tengah. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini (22–23 Agustus 2025) diikuti oleh 81 peserta dari berbagai Pengurus Cabang APRI kabupaten/kota se-Aceh serta perwakilan instansi pembina.
Pembukaan Muswil ke-2 dilakukan secara resmi oleh Bupati Aceh Tengah, Drs. H. Haili Yoga, M.Si, yang dalam arahannya memberikan apresiasi terhadap peran para penghulu dalam membina masyarakat. Ia menekankan pentingnya inovasi dalam khutbah nikah agar tidak berhenti pada pesan normatif, melainkan juga menyentuh isu-isu strategis dalam keluarga, seperti pemahaman gizi, pengasuhan anak, hingga pencegahan stunting. Menurut beliau, penghulu adalah agen perubahan yang mampu menyampaikan nilai-nilai luhur dalam institusi pernikahan secara lebih menyentuh dan kontekstual.
Mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, sambutan disampaikan oleh Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Kabid Urais), Dr. H. Mukhlis, MA. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa peran penghulu kini semakin luas, tidak hanya sebatas pelaksana akad nikah, tetapi juga sebagai pembina kehidupan keluarga, penggerak ekonomi umat, serta penjaga moral sosial di tengah masyarakat.
Dr. Mukhlis mengajak seluruh anggota APRI untuk terus mendukung organisasi secara aktif, salah satunya melalui kepatuhan dalam membayar iuran anggota. Ia menyampaikan bahwa iuran ini merupakan sumber utama dalam menjalankan program dan kegiatan organisasi yang bermanfaat langsung bagi anggotanya. Semangat gotong royong dan komitmen bersama menjadi kunci untuk memperkuat eksistensi dan kinerja APRI di Aceh.
Dalam sambutannya, Kabid Urais juga menyoroti pentingnya bimbingan pasca nikah. Ia menjelaskan bahwa setelah prosesi pernikahan selesai, pasangan suami-istri akan menghadapi dinamika kehidupan rumah tangga yang kompleks. Maka dari itu, penghulu diharapkan terus hadir untuk memberikan pendampingan dan edukasi, sehingga tercipta keluarga yang harmonis dan kokoh secara emosional dan spiritual.
Isu keluarga menjadi perhatian utama. Dr. Mukhlis mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka perceraian serta menurunnya angka pernikahan di Aceh. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Ketua Tim Pembinaan Sakinah Mawaddah Warahmah (PSM) Kanwil Kemenag Aceh, Dr. Khairuddin, terdapat sejumlah faktor penyebab perceraian yang mencakup judi online, komunikasi yang buruk, lemahnya komitmen pernikahan, dan kurangnya pendidikan agama dalam keluarga. Sementara itu, menurunnya minat menikah dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan krisis kepercayaan terhadap institusi pernikahan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh penghulu untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam membina dan menginspirasi masyarakat melalui pendekatan yang bijak dan berbasis nilai-nilai Islam.
Sambutan juga menyoroti pentingnya pengembangan wakaf produktif sebagai salah satu solusi dalam pemberdayaan ekonomi umat. Ia menjelaskan bahwa wakaf tak lagi hanya soal bangunan masjid atau sekolah, tetapi bisa dikembangkan menjadi aset produktif yang memberikan dampak ekonomi luas. Para penghulu diharapkan mampu menyampaikan konsep ini kepada masyarakat, serta mendorong partisipasi aktif dalam gerakan wakaf produktif.
Untuk meningkatkan kualitas layanan, Kabid Urais mengingatkan pentingnya pelaporan data peserta bimbingan perkawinan melalui SIMKAH. Data yang akurat tidak hanya membantu mengevaluasi program, tetapi juga menjadi dasar untuk perencanaan dan kebijakan yang lebih tepat sasaran. Ia menegaskan bahwa profesionalisme penghulu harus dibarengi dengan tertib administrasi dan pelaporan yang rapi.
Muswil ini, menurut Dr. Mukhlis, bukan hanya forum musyawarah organisasi, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi antar penghulu dan merumuskan solusi bersama atas berbagai tantangan yang dihadapi.
Ketua Panitia Muswil, H. Jalaluddin, S.HI., MA, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini sepenuhnya didanai dari iuran anggota APRI, dukungan instansi pembina, serta bantuan dari para donatur yang tidak mengikat. Seluruh peserta ditanggung akomodasi dan konsumsi oleh PW APRI Aceh, sementara biaya transportasi menjadi tanggung jawab masing-masing PC APRI.
Muswil kali ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain: Dr. H. Mukhlis, MA Kabid Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Aceh (mewakili Kakanwil) dan Dr. Haili Yoga, M.Si Bupati Aceh Tengah (yang membuka acara secara resmi).
H. Wahdi, MS, MA Kepala Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah, H. Maiyusri, MA Kepala Kankemenag Kabupaten Bener Meriah, Dr. H. Khairuddin dan Dr Alfirdaus zputra Ketua Tim pada Kanwil Kemenag Aceh.
Hadir juga Dr. Kamal, Wakil Ketua PP APRI, Jajaran Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh, Para Pengurus PW APRI Aceh dan PC APRI se-Aceh.
Dalam sambutannya, Ketua PW APRI Aceh, Drs. Erman Jaya, M.Ag, menyampaikan bahwa Muswil ke-II ini merupakan momentum penting untuk konsolidasi organisasi, penajaman visi-misi, serta pemilihan kepengurusan baru yang akan memimpin APRI Aceh ke depan.
Dengan pembukaan Muswil ini, diharapkan terbangun semangat baru dan arah gerak organisasi yang semakin responsif terhadap kebutuhan penghulu serta dinamika sosial keagamaan di Aceh.
Semua pihak diajak untuk berkontribusi aktif dalam menyukseskan Muswil ini, demi keberlanjutan APRI sebagai organisasi profesi yang kuat, bermartabat, dan bermanfaat bagi umat.[Mahbub Fauzie]