[Banda Aceh | Yakub]  Jelang penutupan Pentas PAI (Pekan Keterampilan dan Seni PAI) ke 2, Sabtu siang (13/6), beberapa cabang terus pacu penampilannya. Namun malamnya lampu mati, entah bagaimana peserta dan agenda penampilan malamnya.

Di Balee Anjungan Aceh Selatan, ada H Hamli Yunus, H Mukzi Abdullah, dan Rusdy Hamzah, serta Fajriah, untuk juri tilawah. Sebagaimana cabang pidato, ini belum dapat diumumkan, karena tak ada finalis, langsung diumumkan sang juara.

Sementara untuk Nasyid sudah ada finalisnya, Kota Lhokseumawe salah satunya. Juga untuk Hifzhil, juga ada Kota Lhokseumawe.

 Juga dengan CC, yang antarkan Pidie dan Aceh Utara ke Nasional.

Alhasil, finalis hafizh SD putra Rajani Firdaus Pidie, Husnul Aceh Tamiang, Zakiul Maula Kota Lhokseumawe, Eka Teguh Wijaya Aceh Timur, Muhammad Al-Furqan Aceh Barat.

SD putri Siti Ayu Julita Aceh Jaya, Ulfia Desna Kota Lhokseumawe, Annisa Alzahra Ok Aceh Selatan, Nanda Putri Zahra Aceh Besar, Naurah Afra Ammatillah.

Jenjang SMP putra Masykur Bireuen, Qardawi Kota Lhokseumawe, Rusydy Aceh Timur, Zulfahmi Aceh Utara, M Hafizh Atif M Aceh Tengah.

Jenjang SMP Siroja Kota Sabang, Tasya Umaira Pidie, Sindy Alfina Aceh besar, Aufa Yasmina, Kota Banda Aceh, Afrah Zahrati Kota Langsa.

“Kami Aceh Besar lawan debat dengan Banda Aceh, Jumat malam… nonton ya,” ajak Mustajab SAg, kafilah Aceh Besar, guru PAI di Montasik.

Memang Aceh Besar, masuk final di debat PAI bersama  Banda Aceh, Aceh Utara, Modal Bangsa, Aceh Timur, dan Aceh Barat.

Namun, blitzzz…”Sayang mati lampu tak hanya Aceh, tapi se Indonesia. Tak hanya Taman Ratu, juga Banda Aceh, maka apa jadinya kalau Debat PAI dalam gelap…?” bisik penonton atas keretanya. []