[Langsa | Jamaluddin] Isra Mikraj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah dia mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.
Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi.
“Peristiwa ini membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan dibandingkan nabi-nabi yang lain, Nabi Adam as ketika meminta ampun kepada Allah SWT berkata bahwa ‘Ya Tuhanku, demi kebenaran Muhammad aku mohon ampunan-Mu, karena kalau bukan karena Nabi Muhammad SAW, Nabi Adam pun tidak diciptakan oleh Allah SWT,” kata Tgk Abdul Wahid, pada peringataan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW yang diadakan Pemerintah Kota Langsa, Kamis malam, (05/05).
Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW juga patut bersyukur karena saat hari kiamat nanti Nabi akan menjemput umatnya yang ada di neraka dengan syarat jangan hilang iman dan islam. “Ini nikmat yang luar biasa, maka nikmat iman dan islam yang Allah berikan kepada kita jangan sampai hilang,” ujar Tgk Abdul Wahid.
Da’i kondang asal Taulang Cut Kabupaten Aceh Tamiang itu menambahkan peringatan isra mikraj tahun 2016 ini bertepatan dengan 27 Rajab 1437 H, Bulan Rajab adalah salah satu bulan mulia, “Rajab adalah bulannya Allah (swt), Syakban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku, demikian sabda Nabi Muhammad SAW,” jelas penceramah.
Rajab menurut Tgk Abdul Wahid terbagi dalam 2 huruf yaitu Ra dan Ja, Ra artinya Rahmah dan Ja adalah jurmul abdi, “Ra artinya Rahmat Allah SWT dan Ja Jurmul Abdi yaitu dosa hamba. Allah SWT akan menurunkan rahmatnya ke bumi dengan 3 sebab, pertama karena masih ada ibu yang menyusui anaknya, yang kedua ada orang tua yang mau sujud di tengah malam dan yang ketiga karena binatang makan rumput-rumputan,” jelas penceramah.
Dosa hamba akan diampuni oleh Allah SWT apabila hamba tersebut telah benar-benar bersih, bersih hati, pakaian, dan bersih dari makanan yang haram. Belum turunnya hujan juga salah satu sebab hamba yang berdoa itu masih belum bersih dari makanan yang haram.
Dalam kisah pada masa Nabi Isa as kemarau panjang melanda sehingga msayarakat ramai-ramai melaksanakan shalat di lapangan, hari pertama hingga ketiga juga belum turun hujan hingga hari keempat, Nabi memberi perintah agar siapa yang merasa berdosa agar keluar dari lapangan, hingga semua pindah kecuali orang yang buta, kepada Nabi Isa, ia menceritakan bahwa dulu pernah melihat wanita cantik dengan penuh nafsu hingga ia merasa bersalah dan mencongkel kedua matanya, kemudian ia diperintahkan berdoa maka turunlah hujan.
Dalam QS.Al-Baqarah ayat 168 Allah berfirman “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dan apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti Langkah-langkah setan karena sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu.” Di surah yang lain, Allah memerintahkan untuk makan yang halal dulu baru kemudian beramal. Rezeki yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat Anda untuk beramal shaleh. Simaklah firman Allah berikut: “Hai rasul-rasul, makanlah dan makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Mukminun: 51).
Tgk Abdul Wahid menambahkan, Nabi Muhammad SAW yang miskin saja tidak pernah makan yang haram, begitu juga dengan ayahnya Abdullah yang tidak terpengaruh dengan lingkungan masa jahiliyah. “Jadi jahatnya perilaku seseorang tidak terpengaruh dengan lingkungan, tapi justru orang tersebut yang merusak lingkungan,” ungkapnya dihadapan Wakil Walikota Langsa, dan undangan lainnya yang hadir di Lapangan Merdeka, Langsa.
Shalat lima waktu mengatur manusia menjadi bersih, bersih tempat, pakaian dan bersih diri. “Peristiwa Isra’ Mikraj momentum bagi kita menjaga kebersihan, karena amalan yang kita kerjakan tidak diterima jika kita tidak bersih, terutama bersih dari makanan yang haram,” ajaknya.
Pengaruh makanan yang kita makan juga mempunyai pengaruh besar, Karena orang yang sholeh akan dipertemukan oleh Allah SWT dengan yang sholihah, sebagaimana dalam sebuah kisah seorang pemuda soleh yang sudah tiga hari tidak makan mencuci muka di pinggir sungai, lewatlah satu buah jambu kemudian dimakannya, setelah makan ia teringat akan dosa hingga ia mencari si pemilik pohon jambu itu.
Saat bertemu dengan pemilih pohon jambu itu, pemuda soleh tersebut menceritakan kisahnya dan singkat cerita ia dinikahkan dengan anak pemilik buah jambu itu yang sangat shalihah yang buta, tuli, bisu dan lumpuh kedua tangan dan kakinya, “Matanya buta karena tidak melihat yang maksiat, bisu tidak berkata maksiat, tuli tidak mendengar yang dosa, kedua tangan dan kakinya lumpuh artinya tidak digunakan untuk berbuat maksiat, inilah balasan bagi orang yang menjaga makanan yang halal,” ungkap Tgk Abdul Wahid.