Banda Aceh-KemenagNews (11/11/2013). Peringatan hari pahlawan ke 68 harus dimaknai untuk bermuhasabah karena kemerdekaan yang telah diraih melalui tetesan air mata dan keringat serta perjuangan yang mengorbankan harta benda para pahlawan.
Pernyataan tersebut diungkapnya Wakil Walikota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE, Sabtu (9/11), selesai menghadiri acara pembukaan festival kota hijau tingkat Kota Banda Aceh di Taman Sari, Banda Aceh.
Dijelaskan, semua kita harus mensyukurinya dengan cara mengisi pembangunan yang diridhai Allah SWT, apalagi peringatan Hari Pahlawan kali ini bersamaan dengan 105 tahun wafatnya pahlawan nasional asal Aceh Cut Nyak Dhien.
“Sangat disayangkan selama ini banyak orang di Aceh terutama di Kota Banda Aceh yang telah keluar dari koridor syariat agama yang berlaku, namun mengikuti perkembangan zaman yang sudah moderen ini,” kata Illiza.
Ia juga menyinggung tentang makam-makam pahlawan nasional terutama yang berasal dari Aceh apalagi pahlawan wanita agar terus dirawat, dijaga dan ditata dengan sebaik-baiknya.
Begitupun tidak dapat dipungkiri selama ini pemerintah telah melakukannya hal itu hanya saja belum maksimal sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak.
“Terkait dengan peringatan hari pahlawan di Kota Banda Aceh sudah menjadi tradisi diadakan bersamaan dengan peringatan di tingkat Provinsi Aceh karena Kota Banda Aceh adalah ibukota Provinsi Aceh,” tambah Illiza.
Sebagaimana diketahui kini ada 10 pahlawan nasional asal Aceh yaitu Cut Nyak Dhien, Laksamana Malahayati, Pocut Baren, Teungku Fakinah, Sultan Iskandarmuda, Tgk Chik Ditiro, Teuku Umar, Panglima Polem, Teuku Nyak Arief dan Mr Teuku Muhammad Hasan. (Syahril Ahmad/y)