[Karang Baru | Muhammad Sofyan]  Semua hadirin diam dan tenang mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur-an yang dibacakan oleh Zainul Abidin, SHI. Penyuluh Fungsional KUA Kec. Seruway. Ayat-ayat tersebut dilantunkan dengan cara Tartil sehingga semua yang hadir seakan-akan menikmati dan mengikuti bacaan tersebut sehingga semuanya diam tak ingin melewatkan sedikitpun, sehingga sebahagian ikut menggoyangkan tubuhnya mengikuti alunan suara Pak Zainul (demikian Sapaan Akrab beliau).

Bacaan ayat suci Al-Qur-an tersebut sebagai pembuka acara penilaian KUA Seruway yang dinominasikan oleh Kankemenag Tamiang untuk mengikuti lomba KUA Telada tingkat Provinsi Aceh. Penilaian tersebut dilakukan oleh Tim Penilai dari Kanwil Kemenag Aceh yang terdiri dari empat orang dan diketuai oleh Ustadz Muzakir.

Setelah lantunan Ayat Suci Al-Qur-an, H. Ismail, S. Ag. Selaku Kepala KUA Kecamatan Seruway menyampaikan Profil Kecamatan seruway dan Profil KUA Kec. Seruway serta Visi dan Misinya. Sehari Sebelumnya tim terlebih dahulu sudah melakukan kunjungan dan penilaian kepada Keluarga Sakinah I Aceh Tamiang yaitu H. Kaharuddin dan Hj. Nafsiah OK.

Kunjungan tersebut dilakukan beberapa saat setelah tim tiba di Tamiang.Dalam sambutannya Anwar Fadli, S. Ag Kasubbag TU Kankemenag Tamiang berharap dan mengajak semua hadirin untuk berdo’a semoga KUA Seruway bisa masuk dalam nominasi untuk di ajukan ke tingkat Nasional.

Sementara itu Ustadz Muzakir dalam arahannya menyampaikan bahwa walaupun ini merupakan penilaian untuk memilih KUA Kecamatan yang akan mewakili Aceh dalam ajang yang sama di tingkat Nasional namun ada juga sedikit pembinaan walaupun sifatnya agak samar.

Ajang ini juga merupakan ajang silaturrahmi untuk meningkatkan ukhwah disamping juga untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia yang ada di KUA.

Lebih lanjut Ustadz Muzakir menjelaskan bahwa dulunya penilaian ini 30% administrasi dan 70% porsinya adalah kemampuan Kepala KUA itu Sendiri , walaupun kantornya bagus, administrasinya bagus tapi kalau Kepala KUA-nya tidak bisa baca Kitab Kuning tak akan bisa jadi juara. Sekarang dibalik Administrasinya 70% dan kemampuan Kepala KUA baca Kitab Kuning 30%.

Namun demikian persaingan sekarang ini juga sudah sangat ketat sekali. “Walaupun hanya 30% tetapi jangan dipandang remeh, harus betul-betul, kalau bacaannya lancer lancer insya Allah bisa jadi Juara,” demikian disampaikan Ustadz uzakir di akhir arahannya. [yyy]