[Banda Aceh | Yakub] Sebelum sampaikan amanat apel Senin (25 Juli), Drs H Saifuddin AR ajak jajaran Kanwil berkenan berdoa untuk beberapa tokoh yang meninggal dunia dalam beberapa hari terakhir ini. H Saifuddin, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (Kabid PAI) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh ajak peserta apel, lalu ia memandu doa secara singkat, melalui apel Senin, 21 Syawal itu.
Kabid PAI lanjutkan, Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, kita berduka atas berpulang ke Rahmatullah dua ulama besar Aceh, almarhum Tgk H Mukhtar Lutfi (akrab disapa dengan Abon Seulimum) dan almarhum Tgk H Abuya Djamaluddin Waly. Abon Seulimeum itu meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Zainoel Abidin Banda Aceh pada Kamis pagi dan dikebumikan di Komplek Dayah Seulimum Aceh Besar. Dan Abuya Djamaluddin meninggal dunia pada Kamis malam (21/7) sekira pukul 23.15 WIB di RSUD Teungku Peukan, Aceh Barat Daya (Abdya) dan dikebumikan usai shalat Jumat di Komplek Dayah Labuhan Haji Barat Aceh Selatan. Kakanwil Kemenag Aceh termasuk di antara yang melayat ke rumah duka.
Pak Din (sapaan Kabid PAI) lanjutkan juga, selain untuk dua nama di atas, kita berdoa untuk almarhum yang meninggal kemarin dan kemarin dulu, Drs Tgk H Mukhtaruddin Baya, yang meninggal dunia pada Sabtu sore (24/7). H Mukhtaruddin Baya, ayahanda Hafidh (ASN di Bidang PD Pontren), selain Pengurus MPU Kota Banda Aceh, juga penceramah Tarikh Tasyri` (shubuh Selasa) di Masjid Raya Baiturrahman. Almarhum yang alamatnya di barat simpang Dodik-Lamteumen, Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh, juga saat aktif di Kanwil Depag Provinsi Aceh, terakhir manjabat sebagai Kabid Urais, yang kini berubah nama menjadi Bidang Urais Binyar Kanwil Kemenag Aceh.
Selanjutnya, doa disampaikan untuk almarhum Drs Rusli Budiman, yang beralamat di kawasan Lagang-Lamkawe Darul Imarah Aceh Besar. Almarhum yang meninggal dini hari Sabtu (24/7), merupakan mantan Kasi Supervisi pada Bidang Mapenda Kanwil Depag, yang kini menjadi Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh.
Kabid PAI lanjutkan dengan amanat, bahwa dengan otonomi, pendidikan di Aceh masih ada persoalan cara pandang baik antara pusat dan daerah, maupun antara instansi otonomi di daerah pada lembaga vertikal di Aceh. "Kita di Aceh bagai tamu yang pulang merantau ke kampung sendiri. Saat pembagian rezeki, kadang-kadang kita di Kemenag ini, dipandang tamu yang seakan ber-KTP-kan dan masih KK luar Aceh," tamsilnya di hadapan Kabag TU, para Kabid, Pembimas, Kasubbag/Kasi dan jajarannya itu.
Ajak Kabid lagi, sebelum bubaran apel, bahwa untuk masa depan pendidikan agama di sekolah dan masa depan madrasah di Aceh, mari kita hilangkan saling dengki, saling iri, saling memfitnah, dan sebagainya. []
![]() |