Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Azhari MSi resmi membuka seleksi Fair Pendidikan Agama Islam (Fair PAI) se Provinsi Aceh Tahun 2025, secara zoom, Senin, 10 November 2025.

Dalam sambutannya Kakanwil mengajak agar dari program Seleksi Fair PAI dengan tema Membangun Generasi Emas: yang Berilmu, Berkhlak, dan Berdampak, meningkatkan hasil yang berkualitas dan prestasi yang baik, di samping ajang untuk introspeksi (evaluasi). 

Kakanwil menyatakan, acara ini sebagai ajang evaluasi PAI. Pengevaluasian terhadap pemahaman dan pengamalan ajaran dan PAI dalam keseharian. 

Maka ajak Kakanwil, dengan seleksi dan musabaqah, mendorong anak didik kian memahami ajaran dan mampu mempraktikkannya di bangku pendidikan dan di luar sekolah. 

Selain pengamalan, ini juga ajang dalam menyalurkan bapak minat siswa. Harapannya siswa prestasi di sekolah dan unggul dalam masyarakat. Di antara nilai PAI ialah tanggung jawab, mandiri, demokratis, dan disiplin. 

PAI Fair, ujarnya, bukan hanya sekadar ajang lomba, melainkan juga wadah pembinaan karakter. Para siswa memiliki ruang untuk mengekspresikan potensi, bakat, dan minat mereka dalam bidang keagamaan. Hal ini dapat memperkuat motivasi belajar PAI yang selama ini sering dipandang sebatas pelajaran teoritis. 

“Kami ingin menumbuhkan semangat berkompetisi yang sehat sekaligus memperkuat karakter religius peserta didik. Fair PAI dapat menjadi sarana pembelajaran yang lebih bermakna, karena tidak hanya belajar di kelas tetapi juga melalui pengalaman langsung," ujarnya. 

Kakanwil juga kaitkan prestasi siswa dari ajang MTQ yang baru saja usai. 

Dalam sambutannya juga, Kabid PAI Kanwil Kemenag Aceh, Dr Hj Aida Rina Elisiva BAcc MM paparkan, acara ini digelar zoom hingga 14 November 2025.

Kegiatan ini merupakan ajang tahunan untuk menumbuhkan semangat kompetisi, kreativitas, dan kecintaan siswa terhadap nilai-nilai Islam melalui berbagai lomba bernuansa PAI.

Bahwa lomba-lomba yang akan digelar pada tingkat provinsi merupakan kelanjutan dari ajang serupa di tingkat kabupaten/kota, dan akan dilaksanakan dalam 2 sesi, daring dan luring.

"Tanggal 10-11 November 2025 di kabupaten/kota masing-masing secara daring, lalu pada 13–14 November 2025 dilaksanakan secara tatap muka di Banda Aceh," sebut Aida Rina. 

“Peserta yang akan bertanding di tingkat provinsi secara daring adalah yang telah lolos seleksi tingkat kabupaten/kota dari seluruh cabang lomba. Sementara yang akan bertanding secara luring di provinsi nantinya adalah peserta yang terjaring 3 terbaik dari pelaksanaan daring setiap cabang lomba, untuk mendapatkan terbaik 1 yang akan mewakili Aceh pada PAI Fair Nasional nantinya,” ujarnya.

Adapun cabang lomba pada PAI Fair tingkat provinsi meliputi Musabaqah Hifzil Qur’an untuk jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) untuk sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK), serta Lomba Pidato PAI untuk siswa SD, SMP, dan SMA/SMK.

Selain itu, terdapat pula sejumlah lomba daring (online) yang diseleksi langsung oleh panitia pusat Kemenag RI.

“Ada juga lomba cover lagu PAI untuk siswa TK dan SD, cipta lagu PAI untuk guru PAI, serta lomba poster dan konten video kreatif untuk siswa SMP dan SMA, mahasiswa, guru, dan pengawas PAI. Daftarnya langsung melalui situs web resmi PAI Fair dan akan diseleksi secara nasional oleh panitia pusat,” ujar Aida Rina.

Dalam laporan pelaksana, ketua koordinator acara HM Nasir SPdI menambahkan, usai sesi zoom hingga usai, maka pada Jumat 14 November 2025, akan ada sistim puring (langsung) di Banda Aceh di Hotel Grand Permata Hati.

Sebelum itu, katanya, sstim daring ini adalah untuk mencari 3 terbaik dari 23 kabupaten/kota pada setiap cabang dan jenjang perlombaan (MHQ, MTQ, dan Pidato PAI) untuk diundang seleksi secara luring di Banda Aceh untuk mendapatkan 1 orang terbaik masing-masing dari cabang dan jenjang tersebut untuk mewakili Aceh pada Tingkat Nasional. 

"Tingkat Nasional akan diselenggarakan pada  27-30 November 2025 di Tanggerang Selatan, Provinsi Banten," tambahnya. 

Adapun dewan hakim dalam pelaksanaan ini adalah yang berkompeten dan professional di bidangnya. Tim terdiri dari unsur ptofesi Dewan Hakim MTQ Nasional, dosen, teungku dayah, dan lintas lainnya yang telah ditetapkan dalam SK Kakanwil Kementerian Agama Aceh.[]