Meureudu – KemenagNews (10/11/2013). Di pagi hari Rabu 23 Oktober 2013 terjadi kejadian yang mencengangkan penulis. Dari telepon seorang warga masyarakat dikabarkan, bahwa ada anak sekolah yan bolos, tidak masuk sekolah. Mereka lagi nongkrong di sebuah balee (balai) tempat pengajian di sebuah dusun, katakanlah itu ‘Dusun Pante’, kawasan Pijay.
Kata penelepon, “Segera Bapak datang, sebab mereka lagi santai di balee.” Pada saat itu penulis bermufakat dengan Dewan Guru, bagaimana menangani anak-anak yang di luar itu. Ternyata sedikit sekali guru di kantor, seban saat itu sedang jam pertama pelajaran.
Lantas saya mengambil inisiatif sendiri, ambil kereta menuju ke lokasi yang dibilang penelepon. Begitu sampai di pintu pagar tempay mereka nongkrong, secara spontan mereka lari pontang-panting.
Seorang siswa MAN yang tak lari, mungkin dia kira yang datang guru MTsN, atau dia terlalu tambun tak sempat lari, tinggal sendiri. Naasnya mereka tak bawa serta baju, tas, dan hp. Hp-hp yang berisi film blue (porno) disembunyikan di bawah tas. Semua barang bukti itu saya bawa ke madrasah, ke MTsN, untuk dipersaksikan oleh dewan guru.
Tercata, 3 siswa MTsN, 1 siswa SMP, dan 1 siswa MAN, astaghfirullah nak, mau jadi apa kamu…?
[Ramli SPd 081375098771, Guru MTsN Meureudu, Pijay, peserta workshop jurnalistik Kankemenag Pijay 24-26 Okt/y]
[foto: penulis di antara peserta]