Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Tingkat Kabupaten Simeulue 2025 berlangsung khidmat di Masjid Baiturrahmah, Sinabang, Kamis, 1 Mei 2025. Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Kementerian Agama Simeulue, Ansaruddin, hadir menyaksikan langsung para peserta menampilkan kemampuan terbaiknya dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Cabang Tafsir menjadi sorotan utama. Hafiz-hafiz muda unjuk gigi dalam menafsirkan Al-Qur’an dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Arab. Salah satu peserta, Ronaldi Amin, perwakilan Kecamatan Salang sekaligus hafiz 30 juz, mengaku soal-soal tafsir berbahasa Arab yang ia hadapi cukup sulit.
“Soalnya berat, karena para pengujinya adalah alumni dari Mesir dan Arab Saudi. Tapi Alhamdulillah, sebagian bisa saya jawab sesuai dengan kemampuan saya. Semoga bisa lolos ke tingkat selanjutnya,” kata siswa Ma’had Ashabil Qur’an itu optimistis.
Peserta lain, Nugraha Adi Luhur, yang akan tampil di cabang tafsir Bahasa Indonesia. Ia pernah menimba ilmu di Dayah Darul Qur’an Samahani, Aceh Besar. Seusai latihan, Nugraha diwawancarai dan menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya kemampuan baca Al-Qur’an di kalangan mahasiswa.
“Banyak mahasiswa baru yang masih harus belajar Iqra', bahkan ada yang belum lulus dari jilid satu dan dua,” kenang Nugraha di awal semester perkuliahannya di salah satu universitas di Aceh. Ia berharap ada program pemerintah yang mewajibkan pendidikan Al-Qur’an sejak usia sekolah.
“Kalau kemampuan ini terus merosot, nilai-nilai Al-Qur’an bisa perlahan hilang dari Aceh,” ingatnya.
Adapun Dewan juri STQ kali ini disi oleh para ustadz jebolan institusi ternama dari Timur Tengah. Ustadz Heryansyah dan Ustadz Kasanuddin merupakan alumni Universitas Al-Azhar, Kairo. Ustadz Jayadin, lulusan Universitas Islam Madinah. Sementara Ustadz Abdul Mukmin pernah menimbah ilmu di Ma'had Quddusussalam, Tapanuli Tengah.
Salah satu penguji, Ustadz Dian Multi, hafizh 30 Juz alumni Ma'had Daarut Tahfidzh Al-Ikhlas Aceh Besar, yang juga kini sedang menunggu yudisium pascasarjana (S2) di UIN Annur Lampung, menyampaikan bahwa banyak peserta adalah murid binaannya bersama teman-teman lain sejak mereka masih duduk di Kelas 3 SD.
“Mereka dulu belajar Iqra dan hafalan 5 juz bersama kami. Kini ada yang sudah khatam 30 juz dan ikut program hafiz satu desa dari era Bupati Erly Hasyim,” ujar Dian. Ia berharap program tersebut tidak berhenti. “Sudah ada Perbup-nya. Sayang kalau dibiarkan dingin oleh pemerintahan baru,” harapnya.
STQ Simeulue bukan sekadar ajang seleksi, melainkan juga refleksi atas kondisi literasi Al-Qur’an saat ini. Pemerintah Daerah dan Kementerian Agama diharapkan terus memperkuat pendidikan Al-Qur’an sebagai pondasi moral dan spiritual generasi muda.[]