Banda Aceh-KemenagNews (26/3/2013) Sejak awal tahun ajaran baru, PAI (Pendidikan Agama Islam), telah diizinkan bahkan ditawarkan ke beberapa sekolah di Jerman. Dengannya, anak-anak muslim Jerman dapat memperoleh PAI di sekolah mereka.North Rhine-Westphalia (NRW) merupakan negara bagian Jerman yang pertama kali menawarkan mata pelajaran tersebut. Huseyin Cetin merupakan satu dari 40 guru agama Islam yang disebar di sekolah-sekolah di NRW. Pria paruh baya itu membimbing siswa mslim kelas dua di sebuah sekolah di Marxloh, bagian barat Duisburg.Menurut Cetin, pengetahuan Islam para murid muslim sangat bervariasi, tak bergantung tingkat kelas mereka. Pengetahuan agama mereka dipengaruhi orang tua dan komunitas muslim lingkungan mereka.Sebelum pelajaran Islam masuk kurikulum sekolah, masjid-masjid jauh lebih dulu memperhatikan pendidikan anak-anak muslim. Pengurus masjid rutin menggelar pelajaran agama untuk mereka. Namun tak semua anak rutin menghadirinya. Cetin mengatakan, semakin rajin si anak hadir ke pelajaran agama di masjid, maka makin baik pengetahuan agamanya.Namun tak semua anak muslim rajin hadir, sehingga saat berada di kelas, nampak perbedaan pengetahuan agama mereka. Oleh karena itu, hadirnya pelajaran Islam di sekolah akan sangat membantu mereka dalam memahami agama."Tugas kami adalah untuk menyelaraskan tingkat-tingkat pengetahuan yang berbeda dan untuk mengoreksi informasi yang salah yang mereka miliki," ujar Cetin dikutip dari kabar online Deutsche Welle.Untuk menjadi guru agama Islam di sekolah-sekolah Jerman, tidaklah mudah. Hanya guru-guru berkualitas yang lolos seleksi. Tak heran jika hanya 40 guru yang baru tersedia, termasuk etin yang merupakan sarjana pendidikan teologi dariUniversitas Uludag di Turki. Ia juga telah menjadi guru agama Islam dalam proyek percontohan sejak tahun 1999.Menurut Menteri Pendidikan NRW, Sylvia Löhrmann, terdapat sejumlah 100 ribu siswa muslim di sekolah dasar di NRW. Namun guru yang tersedia hanya mampu mengajar sekitar 2 ribuanak muslim. Jumlah yang sangat tak memadai namun juga belum ditemukan solusinya. "Apa alternatifnya? Kita tidak bisa melatih guru-guru sebelum mengetahui apakah kami memiliki kelas terlebih dahulu," ujarnya dikutip Deutsche Welle.Menurut Lohrmann, ia tengah memikirkan landasan hukum terlebih dahulu untuk kelas pelajaran agama Islam. Setelah itu, ia memikirkan bagaimana memenuhi jumlah guru. Dengan jumlah yang minim saat ini, ia pun tak yakin seluruh negara bagian Jerman memberlakukan kelas pelajaran Islam yang sama.Kendati demikian, menurutnya, pelajaran Islam tengah diusahakan di seluruh Jerman meski harus menunggu waktu untuk persiapan.Terlebih lagi, terdapat program baru di universitas-universitas Jerman untuk membuka program studi atau pelatihan para guru Islam. Hanya saja lulusan pertama program tersebut baru ada saat musim semi tahun 2017, mengingat program tersebut memang baru dimulai tahun ini.Oleh karena itu, pendidikan agama Islam di seluruh Jerman masih harus menunggu kesiapan para lulusan tersebut. Namun sembari menunggu, kementrian pendidikan telah mengeluarkankebijakan adanya program khusus. Program tersebut menawarkan para pendidik muda untuk mendapat sertifikat pengajar pelajaran agama.Prof Mouhanad Khorchide dari Universitas Münster mengatakan, yang perlu menjadi perhatian bukan hanya para calon guru agama Islam yang tengah belajar, namun juga guru muslim yang telah ada yang tersebar dimana-mana. Ia berharap muslimin adapat memiliki kesempatan yang"Di satu sisi, karier pengubah, yakni muslimin yang terdaftar dalam program studi Islam, sedang dilatih untuk mengajar pelajaran agama. Namun, yang lebih penting adalah guru-guru muslim yang telah mengajar pelajaran lain," ujarnya.Adapun terkait mahasiswa untuk prodi pendidikan Islam, Khorchide optimis mengenai prospeknya. Meski saat ini jumlah mahasiswanya masih sangat minim, namun minat mahasiswa terus bermunculan. Hal tersebut pun dipandang sebagai pengakuan masyarakat atas kehadiran Islam."Ada minat cepat dalam pendidikan agama di kalangan mahasiswa dan di kalangan muslim, kursus Islam telah diterima secara luas. Ini dipandang sebagai tanda pengakuan untuk Islam dan umat Islam sebagai warga yang setara di negara ini," ujarnya. Allahu Akbar (Allah Maha Besar), sebelumnya PAI di-UN-kan di sini, kini masuk kurikulum di sana. [Afriza Hanifa/rol/atjehcyber.net/Alfaizin, MA].
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242