[Karang Baru │ Muhammad Sofyan]  Mentari pagi terus merayap kian meninggi menapaki orbitnya yang telah digariskan Allah, cahayanya terasa kian memerihkan kulit. Para panitia perpisahan Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Yayasan Pendidikan Dewi (Yaspendi) Sungai Iyu kelas IX yang melibatkan beberapa guru dan siswa-siswinya sibuk mempersiapkan acara, ada yang menata panggung, ada yang menata Sound Sistem, ada yang menata tempat duduk para tamu undangan, ada juga yang menyiapkan konsumsi acara dan ada pula yang sibuk mempersiapkan diri guna tampil dalam acara tersebut.

Sementara itu di pagi Selasa (31/5) yang cerah dan terasa kian menyengat itu, siswa-siswi yang tidak terlibat langsung ada yang duduk manis di bawah-bawah pohon bunga Tanjung yang berdaun lebat dengan bunganya yang menebarkan harum, ada yang sibuk mondarmandir kian kemari dan ada pula yang sibuk membeli jajanan di kantin.

Kehadiran Hj. Nuriah istri almarhum H.M. Sati selaku Ketua Yayasan Pendidikan Dewi Sungai Iyu disambut dengan meriah oleh seluruh guru dan tamu undangan yang telah hadir, bukan hanya karena ia sebagai Ketua Yayasan, tetapi lebih dari itu ia termasuk salah satu tokoh masyarakat Sungai Iyu  yang telah meraih sukses di luar daerah (Medan Sumut), tetapi tetap memperhatikan kemajuan daerah asalnya (Sungai Iyu) dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Dewi.

Setelah kehadirannya acara pun segera dimulai. Satu persatu tertib acara dilalui secara seremonial, mulai lantunan ayat suci Al-Qur-an. Diantara mata acara yang terlakoni dua diantaranya terasa begitu mengharukan, bukan pada saat para siswa menyanikan lagu perpisahan atau kata perpisahan baik mewakili siswa kelas IX, kelas VII dan VIII maupun oleh Wali Siswa atau guru, melaikan ketia Saidi, S.Ag.

Selaku ketua Komite mengajak semua hadirin untuk membacakan `Ulumul Kitab (Al-Fatihah) kepada Almarhum H. Muhammad Sati dan Almarhumah Dewi sebagai cikal bakal berdirinya Yayasan Pendidikan Dewi Sungai Iyu.

Hampir semua hadirin yang mengetahui kisah awal beridirinya Yaspendi meneteskan air mata karena membangkitkan kenangan lama. Tak ayal pula Hj. Nuriah. Membangkitkan kenagan akan putrinya yang meninggal akibat diserang Kanker Tulang, dari tabungannyalah bangunan pertama MTsS Yaspendi didirikan.

Kesedihan juga karena terkenangnya kembali pada almarhum suaminya selaku Ketua Yayasan yang pertama. Air mata kian tak terbendung ketika Ahmad Jalil, MA memanjatkan do'a dalam bahsa Indonesia, memohon kepada Allah untuk merahmati dan melapangkan kubur kedua almarhum-almarhumah, hampir tak ada yang tak menitiskan air mata.

Acara ditutup dengan peresmian gedung baru MTsS yang baru oleh Hj. Nuriah dengan pengguntingan pita yang telah direntangkan oleh panitia di pintu masuknya dan berlanjut dengan pesijuk gedung tersebut sebagai adat Tamiang memasuki gedung ataupun rumah baru. [yyy]