[Bireuen | Tarmizi A Gani] Di hadapan undangan, termasuk Kakankemenag Kabupaten Bireuen, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh Drs H Hasanuddin Darjo MM, titip harapan besar pada program pendidikan anak berkebutuhan khusus ini.
Kadis mengapresiasi langkah Bupati Bireuen H Ruslan M Daud dalam usaha meningkatkan prestasi pendidikan di Bireuen. Hasanuddin mengatakan dirinya sangat bahagia dan merasa senang atas prestasi yang gemilang didapatkan Kabupaten Bireuen mulai 2014 sampai sekarang khususnya dalam Penyelenggaran Pendidikan Inklusif.
“Kerja keras selama ini yang dilakukan Pemkab Bireuen tak sia-sia, prestasi pendidikan Bireuen terus membaik. Hari ini saya sangat senang berada di Bireuen, acara yang seperti ini baru pertama saya hadiri semeriah hari ini, ini merupakan kerja yang baik dilakukan oleh Bupati,” apresiasi Hasanuddin.
Dalam kesempatan tersebut dirinya juga mengatakan bahwa ia akan berusaha terus untuk membantu Bireuen, selama ini menurutnya Bireuen selain mempunyai nilai historis juga berperan penting membawa harum prestasi pendidikan Aceh. Ia juga memuji Pemkab khususnya Bupati, juga Kadisdiknya.
“Bupati Kabupaten dan Walikota di Aceh hanya Bupati Ruslan yang pernah datang langsung ke kantornya di Banda Aceh dan meminta untuk membantu pendidikan Bireuen,” kisah Hasanuddin.
“Saya sangat terharu bahkan sedih ketika melihat anak-anak berkebutuhan khusus seperti Reza Maulana, pada saat membaca puisi berjudul “Andai Tuhan Tahu”. Saya sangat terharu mendengat puisi itu ternyata anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di Bireuen juga mampu berkarya seperti anak-anak normal,” kata Hasanuddin Darjo dengan linangang air mata. Memang Tuhan Maha Tahu, ada saja hamba Allah yang peduli pada kekurangan dan apresiasi atas kelebihan itu.
Sementara itu Kadisdik Bireuen Drs Nasrol Yuliasyah MPd kepada media ini menyampaikan, ia meminta dukungan dari dinas Pendidikan Aceh, Kemendikbud untuk memberikan perhatian khusus bagi Bireuen dalam upaya meningkatkan mutu guru terutama dalam menanggani anak-anak ABK.
“Selain itu saya memohon dukungan yang sebesar besarnya untuk membangun unit gedung sekolah baru (USB) lengkap dengan asrama di Bireuen,” pinta Nasrol Yuliansyah.
Sebelumnya, Bupati membuka secara resmi Deklarasi Kabupaten Bireuen sebagai Kabupaten Pendidikan Inklusif. Acara yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen kerja sama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dilangsungkan di halaman Pendopo Bupati, Kamis (11/2).
Dalam kesempatan tersebut Bupati mengatakan secara umum serta amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, status pendidikan semuanya sama. Ia juga menyampaikan terpilihnya Kabupaten Bireuen sebagai Penyelenggara Pendidikan Inklusif sangat beralasan karena Bireuen berhasil meraih prestasi peringkat 1 terbaik sebagai Kabupaten Penyelenggara Pendidikan Iklusif tingkat Provinsi tahun 2014. Juara 2 terbaik Nasional dan Olimpiade Matematika tingkat SDLB/SLB Tahun 2014.
“Hal ini membuktikan bahwa Kabupaten Bireuen siap mendukung dan melaksanakan Pendidikan Inklusif demi pendidikan lebih maju dan berkualitas tanpa ada perbedaan bagi anak-anak kita semua,” ujar Ruslan.
[Kadis, Kakanwil dan jajarannya bersama Mendikbud, saat kunjungan ke Banda Aceh 8-9 Desember lalu]
Di akhir perkataan, H Ruslan juga mengatakan Pemerintah Kabupaten Bireuen mencanangkan Budaya Baca bagi Generasi Bangsa. “Oleh karena itu saya menghimbau, marilah kita sama-sama merubah prilaku dengan menanamkan budaya gemar baca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan kehidupan sehari-hari,” demikian ungkap Bupati.
[Kakanwil, bersama Kakankemenag dan Bupati Bireuen, saat Maulid Nabi SAW di Setdakab, April tahun lalu]
Deklarasi Kabupaten Bireuen sebagai Kabupaten Pendidikan Inklusif ini turut menampilkan sejumlah tarian saman, seudati dan tarian seni lainnya.
Hadir dalam acara tersebut selain jajaran Kemenag, ada Ketua LPPMUNS Surakarta Solo Subagya M,S,i, Kasie Evaluasi Direktorat PKLK Kemendikbud RI Siti Maratul Fadhlilah, Pimpinan USAID Prioritas Jakarta maupun Provinsi, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Drs. Hasanuddin Darjo, MM, Kabid PLBLS. (Pendidikan luar biasa dan luar sekolah) Dinas Pendidikan Aceh Zulkifli M Ali, Spd, MPd, Ketua PGRI Aceh Ramli Rasyid, Ketua Kobar GB Sayuti Aulia, Sekda Bireuen, unsur Forkompimda, para tokoh pendiri Bireuen, para guru yang ada di Bireuen serta sejumlah siswa.
Akhirnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyahuti langsung permitaan yang disampaikan oleh Kadis Pendidikan Aceh Hasanuddin Darjo. Kasie Evaluasi Direktorat PKLK, Kemendikbud, Siti Maratul Fadhlilah merespon langsung permitaan tersebut. Siti Maratul Fadhlilah mengatakan dirinya akan menyampaikan permintaan Kadis Pendidikan Aceh kepada Pak Menteri. “Baik terkait permintaan ini nanti akan saya sampaikan langsung kepada Bapak Menteri,” kata Siti Maratul Fadhilah.
[Medikbud, bersama Kakanwil dan mantan Ketua MPR DR Ahmad Farhan Hamid saat kunjungan 8-9 Desember lalu]
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan bahwa tahun 2016 ini masih tercatat sebanyak 89 % anak berkebutuhan khusus belum mendapatkan layanan pendidikan. “Dengan kondisi seperti ini, saya mengajak bapak ibu untuk sama-sama melakukan upaya penyadaran kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar menyekolahkan putra-putrinya,” ujar Siti Maratul Fadhilah.
Berkaitan dengan itu dikatakannya Kemendikbud sedang melakukan penyusuna kurikulum pendidikan khusus dalam kurikulum 2013. Dikatakannya lagi kurikulum ini sudah dilaksanakan dan sudah dilakukan secara bertahap mulai jenjang SDLB dan SMPLB.
“Insya Allah pada tahun pelajaran 2016/2017 seluruh jenjang SDLB dan SMPLB dari kelas 1,s.d 9 sudah menggunakan kurikulum pendidikan Khusus 2013,” ujar Siti Maratul Fadhilah. [yyy]