Kota Jantho-KemenagNews (26/12/2012) Kakanwil dan jajaran Kementerian Agama Aceh, Rabu pagi (26/12), hadiri renungan, zikir, doa, serta taushiah pada puncak peringatan sewindu tsunami di Pelabuhan Krueng Raya, Gampong Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Hadir sejumlah undangan dalam acara yang dirangkai dengan penyaluran bantuan bagi anak yatim itu, Gubernur Aceh dan unsur Muspida Aceh dan Muspida Aceh Besar. “Sebagaimana disampaikan Gubernur Aceh tadi, ulang tahun 8 tahun tsunami ini, bukanlah untuk mengungkit luka lama, tapi agar kita ingat sejarah. Jangan sampai kita jadi pelupa masa lalu, lupa tsunami, atau jangan sampai kita amnesia tsunami,” ulas Ir. Faizal Adriansyah, M.Si, dalam tasushiah sewindu tsunami di Pelabuhan Malahayati Krueng Raya Aceh Besar, yang ditutup dengan doa, sekira pukul 11.00 WIB.Ada beberapa sisi menilai tsunami, bisa jadi ia cobaan, bala, dan musibah, bahkan pelajaran Allah. “Jika ayah memukul anak, jika anak dicubit agar mau belajar, apakah itu hukuman dan azab? Tentu bukan, tapi itu bagian dari pendidikan. Jadi tsunami 26 Desember 2004 lalu, itu bagian dari `cubitan Allah` agar menjadi pelajaran bagi kita, agar kita siap siaga menghadapai cobaan selanjutnya,” sindir Faizal, yang juga Kepala Bidang Kajian Aparatur Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) IV LAN itu.Puncak renungan tsunami di Aceh telah dilakukan di mana-mana sejak dua hari lalu. Di provinsi dipusatkan di Krueng Raya, yang sebelumnya pernah digelar di Ulee Lheue dan Lamno. [yyy]