Karang Baru (Muhammad Sofyan) -- Sebuah panggilan masuk ke Hand Phone (HP) istri saya, dini hari, Selasa (2/6/2020), "Mutia Safitri" sebagai pemanggil, "ada apa dengan Buk Cut (sapaan akrab Cut Maisyarah, Kepala MIS Baitul Makmur Tenggulun Aceh Tamiang)," kalimat itu spontan terlontar sebelum menerima panggilan.
Benar saja setelah panggilan diterima dari seberang sana terdengar suara serak dan tersedu mengatakan, "Buk Cut sudah meninggal Buk Adek (sapaan akrab istri saya)," wajah haru dan sedih terlihat jelas di wajah istri saya sambil terisak ia pun mengucapka kalimat Istirjak "Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun."
Buk Cut menghembuskan nafas terakhirnya setelah didera Kanker Usus Besar lebih kurang 8 bulan lamanya, bahkan ia sempat melakukan operasi pengalihan jalur pembuangan tinja di Penang Malaysia pada bulan Oktober 2019 yang lalu.
Selain sebagai Kepala MIS Baitul Makmur, ia juga aktif mengajar pengajian di tengah masyarakat, bukan hanya di Tenggulun (tempat tinggalnya) tapi juga sampai ke daerah Besitang Sumatera Utara, Langsa dan Aceh timur, oleh karenanya sanagat banyak yang merasa kehilangan dengan kepergiannya.
Salah seorang masyarakat yang juga adalah jamaah pengajiannya sepontan melontarkan kata-kata "Satu Lagi Pelita Padam," mengacu pada aktifnya Buk Cut mengisi beberapa ngajian di tengah masyarakat, sehingga menganggapnya sebagai "Pelita."
Keluarga Besar Kankemenag Tamiang merasa sangat kehilangan seorang tokoh yang begitu gigih memperjuangkan pendidikan Agama di tengah masyarakat, demikian tergambar dari sambutan Plt. Kakankemenag Atam, H. Anwar Padli, S. Ag, saat pelepasan Jenazah, "Semoga Allah menerima semua amal shalihnya dan mengampuni dosanya, melapangkan kuburnya sert menempatkannya ditempat yang mulia yaitu surga Jannatunna'im," ujarnya yang disambut dengan "Aamiiin" yang membahana.