[Banda Aceh | Yakub] Jika dalam taushiyah puasa pertama, Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov Aceh sampaikan tentang pentingnya mejaga hati, maka dalam ceramah hari kedua, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf (Penaiszawa) menyambung sekilas tentang perjuangan menjaga hati.
Kakanwil Kemenag Prov Aceh Drs HM Daud Pakeh, sebelum sorenya mengisi acara dialog Ramadhan Interaktif di RRI Banda Aceh, ajak jajarannya dalam ‘kuliah tujuh menit’ (kultum) bakda zhuhur Senin, 1 Ramadhan (6/6), agar dengan momentum puasa bisa menata hati. Dengan membeningkan hati, akan jauh dari sifat dendam, sakit hati dan sejenisnya.
Sementara di mushalla Al-Ikhlas Kanwil juga, Kabid Penaiszawa, Waled Bukhari (sapaan Drs H Bukhari MA), kaitkan puasa dengan perlunya menjaga hati agar tetap dalam nafsu muthma-innah (nafsu yang tenang).
Di hadapan jamaah dari para Kabid dan jajaran Kanwil serta jamaah dari luar, Selasa 2 Ramadhan (7/6), Waled ajak kita yang berpuasa tidak memiliki jiwa yang plin-plan atau lawwamah.
Waled Bukhari juga ajak kita kendalikan diri dari nafsu lawwamah dan ammarah. Lalu kita menuju ke nafsu muthmainnah. Ciri nafsu amarah ialah yang rakus dan serakah, bahkan binatang saja tidak serakus manusia. Amarah ialah nafsu kebinatangan.
Nafsu muthmainnah ialah nafsu yang tenang, jiwa yang tenang, isi surga, dihalau Allah Taala dengan ridha-Nya (QS Al-Fajr, akhir ayat itu).
Selanjutnya, Kabid sekilas kupas hal rukun puasa, soal perlu imsak, qadha, fidyah, dan kafarat… []
[Kasi Pemberdayaan Zakat, Fauzan SHI menjadi MC]
[foto: kabid penais zawa dan kabid pais kanwil duduk jelang berbuka bersama, suatu senja]