Kenapa aliran sesat bisa cepat merebak di Aceh?Ini tidak muncul secara tiba-tiba, setidaknya sudah sejak beberapa tahun yang lalu, jadi memang sudah berkembang secara perlahan-lahan.Kenapa bisa menarik perhatian generasi muda?Karena meggunakan logika yang relatif bagus dalam arti memukau. Bagus itu kuncinya bukan logika, dia menggunakan retorika yang sekilas nampak kuat dan logis. Tapi sebetulnya bagi orang yang kritis dan punya bahan, penjelasan itu tidak bermanfaat. Tapi bagi orang yang tidak paham, penjelasan ini seolah-olah sudah betul. Saya menamsilkan seperti penjual obat, ketika mendengar dia bicara seolah-olah semua penjelasannya sudah betul. Tapi kalau kita tanya dokter atau mantri, mereka akan menertawakannya, bahkan sebagian penjelasan mereka dengan logika sederhana pun sudah bisa kita patahkan. Saya pernah mendengar penjual obat; "makan obat ini supaya kita jangan sakit," tapi begitu kita sakit, obat ini tidak boleh dimakan lagi. Dia katakan "sedia payung sebelum hujan," saya berpikir, kalau sedia payung sebelum hujan, lalu waktu hujan datang tidak boleh pakai payung? Ini contoh yang sederhana, banyak logika dalam Millata Abraham yang seperti ini.Tapi karena anak muda tidak punya basis tentang agama, tidak ada pengetahuannya tentang sejarah Nabi, dan sejarah yang lain, tidak ada pengetahuannya tentang kesalahan-kesalahan dalam logika. Mereka terbawa arus. Itu satu, kemampuan retorika dari mentor dan juru dakwah Millata Abraham relatif bagus.Kedua, daya tariknya, anak muda ini dibawa langsung ke Alquran, jadi siapa yang tidak senang dengan Alquran, siapa yang berani menolak kalau dibawa ke Alquran. Jadi hampir semua orang tua pada awal-awalnya sangat senang karena anak-anaknya minta dibelikan tafsir atau terjemah Alquran. Bahkan ada orang tua yang menyatakan sesudah diskusi dengan anaknya justru dia yang terpengaruh. Bukan anaknya yang bisa dia luruskan, dia yang terpengaruh dengan anaknya, ya karena retorika itu tadi.Solusi untuk masalah seperti ini?Kalau saya, kita berikan pendidikan agama yang serius, dan itu jelas tidak cukup dengan sekolah, dua jam pelajaran di sekolah, atau 2 sks selama satu atau dua semester, tidak cukup. Apa mungkin ada juga pengaruh, karena guru-guru kita hanya menjelaskan norma agama, tapi tidak kritis mengajarkan pemikiran-pemikiran tentang agama?Kalaupun dia kritis, dua jam tidak cukup, anak-anak yang terikat Millata Abraham itu hampir setiap minggu berdiskusi, dan rata-rata antara 60 sampai 120 menit, setiap minggu. Mungkin ada alternatif lain Pak?Kalau saya hanya pendekatan saja, dekati saja mereka, karena anak-anak yang kesitu anak yang kritis. Ada anak yang ketika bertemu dengan saya, saya kasih buku, dia tidak mau baca. Waktu saya tanya, dijawab dia tidak suka baca buku, dia hanya mau membaca buku sekolahnya saja. Tetapi penjelasan dari guru-guru itu dia senangi, karena dia tidak suka baca buku. Jadi terkesan mereka mau instant saja?Ada anak yang suka baca, saya hanya memberi novel kepada dia, lalu dia tanya: "Ustazd, apakah kami juga ujungnya nanti akan seperti dalam novel itu?" saya katakan: "Kemungkinan iya, karena kan belum jelas kamu mau dibawa kemana, jadi kenapa harus ngaji yang tidak boleh didengar orang lain, inikan ada sesuatu yang terselubung," saat ditanya bagaimana jalan keluarnya, saya jawab: "cari saja guru lain yang lebih terbuka, yang tidak mengikat kamu dengan janji atau sumpah yang bermacam-macam." ( Jabbar Sabil)
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242