Moderasi beragama yang menjadi point pertama Kementerian Agama dari 8 asta protas yakni meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan yang harus semakin diperkuat di era digitalisasi sekarang ini, yang menjadi tugas penting bidang Bimbingan Masyarakat terutama kepenyuluhan.
Kantor Kementerian Agama Kota Subulussalam melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam melaksanakan Event Implementasi Berbasis Lokasi Kampung Moderasi Beragama (KMB), dengan tema "memperkuat moderasi beragama meningkatkan kreativitas masyarakat Kota Subulussalam" yang diselenggarakan di Balai Desa Suka Makmur Kota Subulussalam pada Rabu, 18 Juni 2025. Kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi kekuatan dan harmonisasi intern umat beragama di Desa Suka Makmur dan Desa Penanggalan, serta memperkuat kinerja Penyuluh Agama Islam di dua Desa tersebut.
Kakankemenag Kota Subulussalam yang dalam hal ini diwakili oleh Kasubbag TU Jamhuri SHI bertindak sebagai narasumber kegiatan tersebut, mantan Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Subulussalam itu menyampaikan bahwa penguatan moderasi beragama berbasis lokasi yakni Desa Suka Makmur dan Kampong Penanggalan baik perangkat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama dan penyuluh harus mampu menyuarakan pentingnya moderasi beragama menjadi arus utama dalam kegiatan-kegiatan di masing-masing desa dengan bahasa yang menyejukkan dan diterima dengan akal sehat.
"Terutama di Desa Suka Makmur yang dikelilingi banyak pondok pesantren dan juga terdapat mualaf center, maka untuk intern umat beragama harus saling bertoleransi apabila terdapat perbedaan pendapat dan tata cara beribadah mengikuti mahzab yang berbeda begitu juga dengan Kampong Penanggalan yang banyak bertetangga dengan non muslim agar dapat bertoleransi dengan baik dalam bingkai moderasi beragama, " ujar Jamhuri.
Moderasi beragama memiliki 4 indikator yaitu:
1. Komitmen kebangsaan
2. Toleransi
3. Anti kekerasan
4. Akomodatif terhadap kebudayaan lokal.
Sebelumnya, Kasi Bimas Islam Husaini SAg MM juga selaku narasumber memaparkan bahwa para penyuluh agama agar mendorong kepenyuluhan moderasi beragama yang intens, agar dapat mengidentifikasi dan meminimalisir bibit konflik di tengah-tengah masyarakat, dan sesuai dengan tugas fungsi penyuluh agama sebagai garda terdepan dalam mengayomi masyarakat beragama.
"Tugas kita menjadi penengah (moderat) bagi intern dan antar umat beragama, tidak ekstrim kiri maupun ekstrim kanan agar melahirkan masyarakat majemuk yang moderat dan bertoleransi tinggi dengan menjalankan syari'at agama dengan baik," ujar Husaini.
Amansyah AmaPd selaku PJ Kepala Kampong suka makmur mengapresiasi adanya kegiatan positif ini. "Kami berharap semoga dengan perhatian berbagai pihak di Desa Suka Makmur ini dapat menjadikan Kampong ini semakin berkembang, dengan semangat religius dan menjadi salah satu desa unggulan di Kota Subulussalam. Mengingat Desa Suka Makmur banyak dijadikan desa percontohan dalam bidang Kreatifitas dan Edukasi di Kota Subulussalam, selain itu juga kami berharap tidak ada lagi gesekan-gesekan yang terjadi di Kampong Suka Makmur ini terutama dari segi pemahaman keagamaan," ujar Amansyah.
Para peserta larut dalam diskusi yang dibuka pada termin tanya jawab dalam hal ini dimaksudkan mampu memberikan pencerahan untuk mencari jalan tengah bibit-bibit konflik yang selama ini terpendam dari permukaan, sesi tersebut diakhiri dengan konklusi yang baik.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para Kepala KUA Kecamatan, para Penyuluh Agama Islam Kecamatan, para Perangkat Desa, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, Tokoh PKK Kampong Suka Makmur dan Kampong Penanggalan.