Lomba masak memek sambil makan ketupat. Lihat Ibu DWP yang semangat dan terhormat... jadi rindu pulang naik Kapal Aceh hebat..... Selamat HUT DWP Kemenag yang ke dua puluh empat.
Bait pantun di atas disampaikan oleh Plh. Kakankemenag Kab. Simeulue, Ansaruddin mengawali sambutanya pada Acara HUT DWP yang ke-24 di Aula PLHUT Kantor setempat 22 Desember 2023
Pada kesempatan itu Ansaruddin menceritakan bahwa Dharma Wanita Persatuan (DWP), yang bermula pada 5 Agustus 1974 di masa Orde Baru, telah menjalani perjalanan panjang seiring perubahan zaman. Dirintis oleh Amir Machmud dan Ibu Tien Soeharto, awalnya bernama Dharma Wanita dan melibatkan istri PNS, ABRI, dan pegawai BUMN.
Kemudian pada Era Reformasi 1998, DWP mengalami perubahan mendasar menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang netral, independen, dan demokratis. Nama pun berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan, mengikuti semangat Kabinet Persatuan Nasional, terangnya.
Fokus DWP pada pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya menjadikannya salah satu ormas perempuan terbesar di Indonesia. Lanjutnya.
Kemudian Ansaruddin juga mengungkapkan bahwa UU Nomor 17 Tahun 2013 memberikan arahan tegas pada DWP, menggariskan tanggung jawab melaksanakan kegiatan sesuai tujuan organisasi, menjaga persatuan dan kesatuan, serta memelihara nilai agama dan budaya. Jelasnya.
Ansaruddin juga menyampaikan pandangannya tentang peran besar wanita dalam kemajuan dunia. Wanita dianggap lebih kuat dari laki-laki dalam banyak aspek, seperti daya tahan, kemampuan multitasking, dan kekuatan emosional.
Selain itu, Ansaruddin menyoroti peran wanita dalam sejarah, mencatat pengaruh besar mereka di balik kesuksesan tokoh-tokoh seperti Nabi Ibrahim. Ia juga menekankan keistimewaan perempuan dalam Islam, dengan posisi yang dihormati dengan martabat tinggi.
Keberhasilan Islam masuk ke Simeulue, jelas Ansaruddin, juga didukung oleh peran tangguh dan kesabaran sepasang suami istri. Kedua figur ini merupakan pionir Islam di pulau tersebut, menunjukkan bahwa kolaborasi suami istri memiliki dampak positif dalam penyebaran nilai-nilai agama.
Ansaruddin menutup sambutannya dengan memotivasi DWP dan mengatakan bahwa Islam sangat menjaga kehormatan dan martabat perempuan, sehingga tidak sedikit aturan dalam Islam terkait perempuan yang tidak lain untuk menjunjung kemuliaannya. Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan keistimewaan seorang perempuan. Posisi perempuan dalam Islam adalah sebagai pendamping atau pasangan dari seorang laki-laki (Q.S,49:13), perempuan mendapat kepercayaan dari Allah untuk bisa mengandung, melahirkan, dan menyusui (Q.S. 46:15), perempuan sebagai ibu kedudukannya lebih tinggi dari seorang ayah (H.R. Bukhari), perempuan berhak mendapat mahar ketika dinikahi laki-laki (Q.S.4:4) dan kehormatan perempuan dilindungi dalam Islam (Q.S. 33:59), serta seorang perempuan taat dapat memasuki surga lewat pintu mana pun yang dikehendakinya. Tutupnya (HR. Ahmad) Safardin[]