[Karang Baru | Salamina/Sofyan] Dr. Hilmy Bakar Almascary yang juga suami dari cucu ke enam Habib Mugak memberikan materi, “Implementasi Pendidikan Islam di Beberapa Negara” pada seminar yang diselenggarakan oleh MPD Aceh di Hotel Grand Nanggroe. Dalam makalahnya, beliau membandingkan sistem pendidikan Islami di beberapa negara seperti Malaysia, Saudi Arabia, Philipina, Oman, Yaman, Irak dan Aceh.
Kondisi pendidikan di negara Irak, Syria dan beberapa negara lainnya lagi menghadapi konflik pertempuran melawan ISIS, generasi mereka yang seharusnya duduk di bangku pendidikan harus memikul senjata membela negara atau eksodus.
Perkembangan pendidikan Islam di Morro Philipina terjadi perubahan drastis, berbeda dengan provinsi Aceh satu-satunya provinsi yang diberikan kebebasan oleh negara Indonesia menjalankan syariat Islam, sementara di Philipina sembilan provinsi diberikan kewenangan melaksanakan syariat Islam.
Peluang ini dijadikan sebagai tonggak awal meletakkan dasar-dasar pendidikan Islam di Morro dengan mendatangkan pakar pendidikan Islam yang mengajarkan sistem pendidikan Islam dan memutuskan hubungan dengan sistem pendidikan yang di atur oleh pemerintah. Sistem pendidikan di Malaysia masih dipengaruhi dengan irama politik demikian halnya di Indonesia, pendidikan dipengaruhi oleh sistem dan kebijakan politik.
Lebih lanjut, Dr. Helmy memaparkan, negara Turki di bawah pimpinan Thayeb Recep Erdogan telah banyak melakukan perubahan, era kebangkitan akan lahir di sana, sebagaimana dimaklumi sejak jatuhnya khilafah Islamiyah tahun 1924 wajah Turki menjadi negara nasionalis sekuler dibawah pimpinan Mustafa Kamal Attartuk yang merubah semua sistem kehidupan masyarakat juga pendidikan. Mustafa Kamal ingin membawa Turki pada peradaban Eropa, akan tetapi tidak berhasil diakibatkan latar budaya rakyat Turki yang berbeda.
Pondasi kebangkitan Turki telah dibangun oleh Sayyed Baiduzzaman al-Nursi yang dikembangkan secara sistematis oleh oleh Fathullah Ghulen. Gerakan reformasi Islam melahirkan gerakan politik seperti partai Rafah yang akhirnya menjadi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dengan pemimpin yang visioner, Thayep Recep Erdogan sejak tahun 2002 terus melakukan pembaharuan.
Pembangunan Turki dimulai dari sistem pendidikan dengan menjalankan sistem pendidikan Islam yang membawa perubahan besar dalam tatanan kehidupan yang jauh berubah dibandingkan dengan zaman Mustafa Attartuk.
Melihat latar belakang budaya dan tradisi serta hubungan antara Aceh dan Turki, pengembangan pendidikan dapat mengikuti sistem yang dilakukan oleh Turki. Aceh dengan UUPA dan Partai Lokal telah dapat membuka akses dengan dunia internasional tanpa terikat dengan pusat. Kebangkitan pendidikan Islam di Aceh tidak terbatas dengan pendidikan sekolah dan madrasah, tetapi keberadaan dayah telah teruji dalam melahirkan ulama dan generasi yang memiliki karekteristik.
Turki juga mengembangkan sistem pendidikan Islam seperti Dayah yang tidak langsu dikelola oleh pemerintah, tetapi berdampak besar dalam peningkatan kualitas pendidikan Islam. [yyy]