[Peureulak-Jamaluddin] Pelaksanaan pemberian obat kecacingan kepada siswa SD/MI di Kecamatan Peureulak, merupakan kegiatan Program Gizi Puskesmas Peureulak yang bertujuan untuk mencegah anak-anak sekolah menderita penyakit cacingan.
Bila seorang anak menderita kecacingan, ia akan mengalami penurunan stamina sehingga berpengaruh di dalam penerimaan pelajaran di sekolah. Hal itu disampaikan Asri Jauhari, Petugas Gisi Puskesmas Peureulak, Jum’at (2/5) di hadapan para guru dan siswa MIN Peureulak.
Puskesmas dan MIN Peureulak menjalin kerja sama dalam mengatasi penyebaran penyakit kecacingan di Kecamatan Peureulak. “Kami perlu agar siswa kami bebas dari kecacingan, sementara Puskesmas perlu agar penyakit kecacingan tidak terjangkit di Kecamatan Peureulak. Maka terjalinlah kerja sama ini” imbuh Asri Jauhari.
Program ini dijadwalkan setiap 6 bulan sekali. Sasaran pemberian obat cacing adalah seluruh siswa SD dan MI di Kecamatan Peureulak mulai dari kels 1 sampai dengan kelas 5. “Ini berbeda dengan tahun lalu, dimana kami hanya memberi obat cacing untuk siswa kelas 1 sampai kelas 4 saja. Dengan demikian, kita harapkan hasilnya akan lebih optimal” papar Asri yang diamini oleh Kepala MIN Peureulak, H. Syarifuddin, S.Pd.I.
Diakui Syarifuddin bahwa Pemerintah Aceh Timur, dalam hal ini Dinas Kesehatan telah melakukan intervensi berupa pemberian obat kecacingan (obat Pirantel Pamoat 10 mg/kg BB dan Mebendazole 10 mg /kg BB) dosis tunggal diberikan tiap 6 bulan pada anak SD/MI, disamping itu juga telah dilakukan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan beberapa pengembangan sarana dan prasarana air bersih pada SD dan perbaikan lingkungan desanya.
“Upaya Pencegahan harus terus dilakukan mengingat dampak dari kecacingan, bukan saja anak akan sakit kecacingan dan mengalami gangguan pertumbuhan (kurang gizi) dan anemia tetapi juga akan menggangu aktifitas sekolah anak, prestasi belajar dan bahkan ada yang drop out sekolah” ujar Syarifuddin mengakhiri keterangannya. [y]