[Karang Baru | Muhammad Sofyan]  “Kalau berbicara Perpustakaan merupakan sesuatu yang belum menarik di Indonesia, sesuatu yang dianggap belum begitu penting, tetapi pada kenyataannya sangat penting. Perpustakaan itu penting masih bersifat seremonial belum penting aktual," kata pejabat itu.

"Seremonial yang saya maksudkan adalah ketika pada pembukaan seperti ini semua mengatakan penting tapi pada aktualnya sudah dianggap tidak begitu penting. Tapi hari ini pentingnya sudah tidak seremonial lagi tapi sudah aktual," sambung Nazaruddin, S.Ag. SIP. MLIS Dosen UIN Arraniry Banda Aceh Fakultas Adab dan Humaniora dalam pembukaan Pelatihan Pengelola Perpustakaan pada Senin (23/3) di Aula Al-Ikhwan Kankemenag Tamiang.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kankemenag Tamiang dengan UIN Arraniry Banda Aceh dan diikuti oleh 67 orang peserta yang berasal dari Guru PAI SD, SMP, SMA/SMK serta MI, MTs dan MA.

Pada hari “H”nya peserta bertambah 9 lagi menjadi 76 orang. Pendanaan kegiatan ini bersumber dari Swadaya masing-masing peserta.

Selanjutnya, Nazaruddin meneruskan, “Kalau di luar negeri seperti Kanada, Australia atau Amerika dilevel perguruan tinggi akan didemo kalau Perpustakaannya ditutup kalau yang lainnya dia-diam saja, mengapa karena perpustakaanlah yang menentukan selesai tidak selesainya pendidikan seorang mahasiswa. Di Indonesia ada kesan selesainya seorang maha siswa dalam perkuliahan tidak ada hubungannya dengan perpustakaan. Makanya kalau kita bandingkan (antara mahasiswa lulusan luar negeri dengan mahasiswa di Indonesia) hasilnya akan sangat berbeda.”

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tamiang dalam sambutannya mengatakan, “Kami sangat berterimakasih kepada Kemenag karena kerjasama ini sangat membantu kami di tengah-tengah keterbatasan Anggaran Pemerintah Daerah.”

Beliau juga menyampaikan kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini jangan hanya sekedar melepaskan cukupnya jam untuk sertifikasi tapi bertekadlah untuk menjadi pengelola Manajemen Perpustakaan yang baik dan benar sehingga Perpustakaan menjadi disenangi oleh anak didik.

Salamina, MA Kakankemenag Tamiang dalam sambutannya sebelum membuka acara ini dengan resmi mengatakan, “Perpustakaan jangan hanya dibayangkan Perpustakaan di sekolah, tapi juga ada di Masjid-Masjid. Perpustakaan itu jangan hanya dibayangkan tumpukan buku-buku saja, tapi juga informasi lain (yang perlu kita ketahui) seperti sejarah seorang tokoh pejuang, atua sejarah suatu daerah atau tentang batu cincin yang sedang popular saat ini, (boleh dalam bentuk Prasati atau Dokumen, Pen). [y]