[Kuala Simpang | Muhammad Sofyan] Setelah menempuh perjalanan penuh lumpur dan menyeberangan Sungai Tamiang yang sedang meluap menggunakan Getek (Alat Penyeberangan Berupa Rakit yang memanfaatkan Arus Sungai) akhirnya rombongan Kakankemenag Tamiang sampai juga di MIS Suka Makmur yang dipimpin oleh Paini, S. Pd, guna menghadiri undangan peringatan Maulid yang dilaksanakan secara bersama antara MIS Suka Makmur dengan SD Suka Makmur serta Masyarakat setempat.

Perjalanan menuju MIS tersebut ditempuh hampir selama dua jam, hal ini dikarenakan sebahagian besar jalan yang harus dilalui masih belum diaspal bahkan sebahagiannya masih jalan tanah yang berlumpur bila musim hujan dan berdebu bila musim panas.

Sungai Tamiang yang menghubungkan Lokop (Aceh Timur) bahkan sampai ke Gayo Luwes dengan Aceh Tamiang beberapa tahun belakangan ini sering kali merenggut korban.

Saat menyeberagi sungai Tamiang dengan Getak Kakankemenag Tamiang Salamina, MA sempat berbincang-bincang dengan beberapa penumpang lainya dan terungkaplah bahwa minggu lalu sungai ini telah merenggut korban yang sedang menyeberangi dengan boat, untung tidak ada korban jiwa, tapi 5 buah Sepeda Motor terbenam ke sungai karena boat terbalik, hanya 1 kereta yang berhasil diselamatkan.

Tahun 2006 sungai ini lebih ganas lagi, dengan terjadinya Banjir Bandang yang meluluh lantakan sebahagian besar wilayah Tamiang termasuk pemukiman dan perkebunan penduduk. Perkebunan Penduduk terutama sekali Jeruk musnah, dulu Jeruk Babo sangat terkenal  mampu bersaing Jeruk Medan di Pasar Kualasimpang, sekarang hanya tinggal kenangan, masyarakat beralih dan memilih Sawit sebagai pengganti Jeruk.

Kendatipun Suka Makmur merupakan salah satu daerah terpencil di pelosok dari Kabupaten Aceh Tamiang namun siswa-siswinya (MIS, SD dan SMP) tak kalah dengan mereka yang tinggal di perkotaan.

Mereka piawai menampilkan Tari Ranup Lampuan, Tari Saman dan bermain Nasyid (Rebana) bahkan salah seorang dari siswa SMP Negeri 7 Karang Baru yang sekarang dikenal dengan SMP Sulum mampu berpidato didepan khalayak ramai dengan baik bahkan ia merupakan salah satu pemenang lomba pidato pada MTQ IV Aceh Tamiang beberapa waktu lalu.

Usai serangkaian acara dengan puncaknya ceramah maulid yang disampaikan Tgk Zulkifli Sambas dari Sekerak, rombongan Kakankemenag dan tamu lainnya disuguhkan makan siang dengan menu istimewa yang jarang di jumpai bahkan hampir tak pernah dijumpai di rumah makan atau restoran, yaitu Kari Kambing Hutan. Abd.

Latif Komite madrasah mengatakan bahwa Kambing Hutan saat ini sudah sangat sulit ditemukan, “Sekarang sudah sangat sulit mencari kambing hutan, ini rezki Bapak dapat menikmati daging kambing hutan,” ujarnya di sela makan siang. [y]