CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Maulid Nabi di MAN Peureulak

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 5419
Senin, 7 Maret 2016
Featured Image

[Peureulak Jamaluddin/Abi NaufalMadrasah Aliyah Negeri (MAN) Peureulak memperingati maulid Nabi Muhammad SAW  dengan mengadakan perlombaan pidato dan menyantuni anak yatim. Kagiatan yang berlangsung  Sabtu (5/3) di MAN Peureulak itu dimeriahkan dengan penampilan kreatifitas siwa seperti dike molud dan nasyid rebana.

Kepala MAN Peureulak, Syarifuddin S. Malem, dalam sambutannya mengingatkan para siswa agar senantiasa meneladani sikap dan akhlaq Nabi Muhammad SAW saat beliau remaja.

“Sebagai seorang remaja maka pelajari dan teladanilah sikap dan perilaku Muhammad sebelum beliau dangkat menjadi Rasulullah”, jelas Syarifuddin.

Lebih lanjut Syarifuddin mengutip nukilan kisah kehidupan remaja Nabi Muhammad SAW yang membuat kagum masyarakat pada masa itu sehingga Nabi diberi kelar Ash-Sadiq dan Al-Amin. “Karena keagungan akhlaq dan kepribadiannya, Muhammad remaja mendapat gelar Ash-Shadiq atau yang benar dan Al-Amin atau yang dapat dipercaya”, imbuhnya.

Syarifuddin mengisahkan bagaimana masa remaja Muhammad yang yatim-piatu, hidup di bawah asuhan pamannya yang bernama Abu Thalib. “Muhammad yang yatim piatu hidup sederhana dalam bimbingan Abu Thalib sederhana sehingga Muhammad menjadi sosok yang mudah berempati pada kaum lemah, miskin dan terpinggirkan,”ungkap salah seorang kontributor di majalah Santunan dan website aceh.kemenag.go.id itu.

Dikisahkan pula, pada usia 12 tahun Nabi telah ikut dalam kabilah dagang bersama Abu Thalib ke Syam (sekarang Suriah).

“Kaum Quraisy terbiasa bepergian ke Syam sekali setiap tahun untuk berdagang. Sebab hal itu merupakan sumber utama untuk mendapatkan pekerjaan. Abu Thalib berencana untuk bepergian tanpa mengajak Muhammad. Namun, atas desakan kemenakannya tersebut, akhirnya sang paman mengalah dan ini menjadi perjalanan Nabi ke Suriah pada usia 12 tahun. Dalam perjalan inilah keduanya bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira yang melihat tanda-tanda Nabi terakhir pada diri Muhammad”, ujar Syarifuddin dihadapan para undangan.

Nabi Muhammad SAW, menurutnya memiliki sifat seorang pemberani, terbukti belia berani ikut dalam peperangan ketika usia 14 tahun meskipun untuk bertempur.  

“Nabi berpartisipasi dalam perang Fijar, yaitu peperangan yang terjadi antara keluarga keturunan Kinanah dan Quraisy dengan keluarga keturunan Qais yang bertujuan untuk memerangi para pendurhaka yang melanggar kesepakatan. Perang ini terjadi di Nakhlah sebuah tempat yang berada antara kota Makkah dan Thaif. Saat ini usia Nabi sekitar antara 14 sampai 15 tahun. Dalam usia yang demikian muda, maka keikutsertaan Nabi dalam perang Nabi dalam perang Fijar bukanlah ikut bertempur. Beliau hanya bertugas mengumpulkan panah yang datang dari pihak musuh ke garis kaum Quraisy”, jelas Kepala MAN Peureulak itu.

Dari beberapa kisah yang disampaikan, Syarifuddin akhirnya mengajak siswa MAN Peureulak agar waktu-waktunya diisi dengan berbagai kegiatan positif baik di sekolah maupun di luar sekolah, aktivitas organisasi dan kegiatan terlibat dalm kegiatan sosial kemasyarakatan.

Pada kesempatan tersebut, panitia peringatan mauled juga memberikan sumbangan mauled untuk anak yatim. “Sumbangan untuk anak yatim Gampong Bangka Rimung diterima secara simbolis oleh Imum Gampong, Teungki Zikri,” ujar Mustapa,S.Pd.I, Ketua panitia.

Turut hadir pada peringatan mauled tersebut, Camat Peureulak, Kapolsek Peureulak, Dan Ramil Peureulak, Ketua Komite MAN Peureulak dan tokoh masyarakat setempat. 

 

 

Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh