Banda Aceh (Humas)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg mengatakan program pendidikan madrasah plus ketrampilan yang diterapkan Dirjen Pendidikan Islam merupakan solusi dan sarana untuk menciptakan kader atau alumni madrasah yang berbasis Imtaq (iman dan taqwa) dan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).
Hal ini dikatakan Kakanwil ketika meninjau tempat praktik kerja MAN 3 Plus ketrampilan Banda Aceh, di Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, Selasa, 6 Oktober 2020.
Penijauan tersebut dilakukan usai peresmian Madrasah Plus Ketrampilan di madrasah setempat.
“Pentingnya menjaga keseimbangan antara Imtaq dan Iptek dalam dunia pendidikan, alumni madrasah kita harapkan memiliki pengetahuan agama yang cukup dan skil yang memadai, dengan modal ini tentu akan timbulnya kepercayaan dalam masyarakat ketika menghadapi dunia kerja.” kata Iqbal.
Kita berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang baik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, “Tujuannya untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta bertanggung jawab," ungkapnya.
Menurutnya, anak-anak madrasah yang telah belajar keterampilan juga dibekali kejujuran dan sikap amanah karena terikat dengan agama yang dipelajari di madrasah.
Kita harapkan anak madrasah sebagai pemimpin dan generasi bangsa, mempunyai kualifikasi yang baik dan siap menghadapi tantangan zaman, kata Iqbal.
"Madrasah vokasi penting dalam upaya meningkatkan mutu, daya saing dan relevansi pendidikan madrasah dengan dunia kerja, kita berharap juga akan lahir madrasah vokasi yang lain di Aceh," katanya.
Ia juga memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuannya di bidang keterampilan yang ditekuni di madrasah.
“Terus belajar, tingkatkan skil dan prestasi, mewujudkan madrasah hebat bermartabat,”ucap Iqbal.
Kepala MAN 3, Muzakkar Usman SAg MPd mengatakan bahwa siswa madrasah tersebut mengikuti pembinaan berupa perbengkelan dan tata busana.
Ia menjelaskan jam mengajar mata pelajaran vokasi juga diakui kurikulum, sebagai bentuk kegiatan ektra kurikuler non akademik yang telah dimulai sejak tahun 2015.[]