CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Lantaran Perut, RS di Aceh Penuh

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 220
Jumat, 26 Juni 2015
Featured Image

[Kanwil | YakubSha-imin dan sha-imat (saudara-saudari yang sedang berpuasa), ini bukan hal sepele. Bahwa hari ini kita atau saudara kita yang berobat/operasi ke RS (Rumah Sakit) di Banda Aceh, belum tentu ada kamar. Sama saja di RS swasta, dan di luar Banda Aceh, pasien bedah penuh!

Lihatlah di Bandara SIM atau bandar lainnya, ajak Kakanwil, ‘turis Aceh’ yang ke luar negeri, pulang dan pergi disambut dengan kursi roda. Atau ia bercerita dengan ‘gagahnya, bagaiman doto di sana melaser batu di empedu, batu di ginjal, atau bagaimana tulang dan organnya dibedah, di Kuala Lumpur atau Penang, Singapure atau Tiongkok. Aneh, batu di dalam tanah, batu di dalam tubuh kita, sama-sama dikeluarkan.

Ketika diusut, ternyata masakan kita di rumah dan saat keramaian di Aceh ini, yang tidak malu berteriak bermazhab Syafi’iyah dan beraqidah Ahlussunnah, salah kaprah dalam pola makan. Menu makanan kita bertentangan dengan syariat makan-memakan, maka kita doyan sakit, gampang penyakitan.

Saat beribadah kita tidak khusyuk karena kekenyangan, dan dalam bermuamalah kita tidak tawadhu karena perut disumpal makanan yang ‘kepanasan’, yang berkuman, dan sumber penyakitan.

Menurut Kakanwil, pola makan kita banyak yang keliru, kunyahnya kurang, sesampai ia ke perut yang cuma sejengkal ini, ion-ionnya bertengkar, berkelahi di dalam. Korbannya kita yang rakus, hingga kolesterol, darah manis, darah tinggi, bebatuan dan saudaranya, semua karena pola makan.

“Sumber penyakit di sini, di tengah ini,” jelas Kepala Kanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, lanjutkan dalam taushiyah di hadapan jajaran Kanwil. Kultum di hari ke 8 puasa (Kamis, 25/6), Hadir selain Staf, juga para Kasi/Kasubbag dan para Kabid seperti Kabid Penmad Drs H Efendi MSi.

Kakanwil juga ajak jajarannya biasakan minum madu, juga makan kurma. “Nabi punya kebiasaan minum madu dicampur air dingin (bukan es), pagi hari,” kutip Kakanwil, di mushalla Al-Ikhlash.

“Madu dari lebah itu penawar banyak kuman, melawan penyakit,” lanjut Kakanwil, yang kabar ini pernah disampaikannya saat hari pertama di Takengon.

Sebagaimana sunnah Nabi SAW ialah makan sahur dengan makanan sekedarnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara.

Bagaimanapun beratnya seharian kita berpuasa, jika diimbangi dengan menu sehat saat jelang imsak (sahur) dan ifthar, maka akan tetap bugar, dan akhiri puasa dengan sehat wal’afiat.

Dua menu yang sempat disebut Kakanwil adalah sahur dan berbuka dengan kurma dan madu. Tapi Kakanwil sempat bercanda, berpuasa sehat bersama madu, bukan bersama ‘madu’.

“Maka ibu-ibu siapkan madu di rumah,” ajak Kakanwil sambil mengarah ke jamaah ibu-ibu di shaf belakang, yang diiringi senyuman hadirin-hadirat.

[foto: sebagian karyawati jamaah zhuhur di shaf belakang mushalla, kamis 25 juni]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh