[Peureulak | Syarifuddin] Wisuda santri Yayasan Dayah Nurul Hilal Peureulak pada hari Minggu (25/5) bertempat di kompleks dayah di Gampong Cot Keh Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur, diwarnai dengan pementasan berbagai kesenian, mulai dari seni tari lokal seperti Didong sampai ke seni suara (lagu) Jepang.
Tari Didong dimainkan dengan baik oleh siswa-siswi Nurul Ulum yang berasal dari Kecamatan Peunaron dan Kecamatan Serbajadi Lokop. Sedangkan Lagu Jepang dikumandangkan oleh siswa-siswi program studi (jurusan) Bahasa Jepang SMA Plus Nurul Ulum.
Ketua Panitia Wisuda, H. T. Fakhrizal, Lc dalam laporannya menyebutkan bahwa tahun ini Yayasan Dayah Nurul Hilal mewisuda 43 santri yang terdiri dari alumni Madrasah Aliyah (MA) Nurul Ulum dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Plus Nurul Ulum. “Mereka ada yang telah mengecap pendidikan selama 6 tahun, yaitu mulai dari kelas 1 MTs dan ada juga yang hanya 3 tahun, yaitu yang masuk sejak kelas 1 MA atau SMA Plus”, imbuh alumni Universitas Al-Azhar Mesir yang pernah menjadi caleg DPRK Aceh Timur pada pemilu legislatif bulan lalu.
Ketua Yayasan Dayah Nurul Hilal, Drs. Badlisyah AH mengingatkan para santri bahwa wisuda bukanlah akhir perjuangan, namun merupakan awal dari sebuah perjalanan panjang . “Jangan jadikan wisuda ini sebagai akhir perjuanganmu wahai para wisudawan dan wisudawati, tapi jadikanlah sebagai titik awal untuk melangkah menuju manusia yang berguna bagi keluarga, masyarakat dan negara”, papar pria yang akrap dipanggil Pak Belly.
Usai acara wisuda, Pak Belly menambahkan, SMA Plus Nurul Ulum telah membuka jurusan Bahasa Jepang sejak satu semester lalu. “Namun meskipun baru berusia satu semester, jurusan Bahasa Jepang telah berhasil melatih santri tentang berbagai seni dan budaya Jepang seperti yang kita saksikan tadi”, pungkas pria yang sukses dalam bisnis pabrik es batangan itu. [y]