Berbagai pelanggaran hukum terus terjadi. Untuk memperbaikinya perlulangkah serius. Resep kali ini adalah polisi Saweue Sikula.Tepat pukul 00.00 sekelompok remaja berkumpul di Jalan Teuku Umar, Banda Aceh. malam itu tanggal 6 Maret 2011, seperti biasa mereka melakukan balapan sepeda motor secara liar. Agenda rutin itu sudah saban malam membuat kenyamanan penduduk sekitar terusik. Dengan penuh gaya Pembalap yang menggunakan knalpot modifikasi dengan suara menggemuruh bagai pesawat terbang itu saling adu kecepatan sambil sekali-kali melakukan aksi jumping. Namun naas, malam itu menjadi pilu ketika aksi ugal-ugalan tersebut memakan korban dari kalangan mereka sendiri. Aksi illegal tersebut menyebab¬kan Andi (19 tahun, bukan nama sebe¬narnya) yang juga peserta balapan liar tersebut meninggal dunia di tempat, dengan kondisi sangat mengenaskan. Walau malam sudah larut, masyarakat tetap keluar rumah untuk memberi per¬tolongan. Ketika dia men-standing (melom¬patkan) motornya yang sedang melaju kencang, pegangan tangannya terlepas. Saat itulah dia terpental ke jalan dan pembalap lain yang berada di belakang¬nya tak dapat menggelak dan langsung menggilas badan dan kepalanya, kata seorang saksi mata yang masih berusia remaja, sebagaimana dilansir harian Se¬rambi (6/3/2011). Kisah di atas hanya satu dari ribuan kasus serupa, di Aceh saja angka korban meninggal karena kecelakaan lalu lin¬tas menembus ribuan, kebanyakannya masih usia belia. Hal itu dibenarkan oleh Kapolda Aceh, Irjen Pol. Drs. Iskandar Hasan, SH, MH. Angka yang meninggal dun¬ia dari kecelakaan lalu lintas itu setiap tahunnya hampir seribuan di seluruh Aceh, belum yang luka berat dan cacat total, ujarnya kepada Santunan Kamis (26/5/2011) lalu. Menurut Kapolda Aceh, korban yang mengalami cacat tetap, akan menjadi be-ban bagi orang lain dan menjadi masalah sosial masyarakat. Alangkah sayangnya 1.000 sampai 1.500 orang usia produk-tif yang menjadi beban orang lain, har-usnya dia bisa menyadap karet di kebun karet atau memetik sawit, atau mencari rezki sebagai nelayan, tambahnya. Untuk itu diperlukan langkah pence¬gahan supaya korban tidak semakin ber¬tambah, salah satunya adalah dengan adanya penyadaran melalui program saweue sikula (kunjungan ke sekolah) yang digagas Polda Aceh bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Aceh dan Kan¬wil Kementerian Agama Aceh.Menurut Kapolda Aceh, ide itu bermula ketika melihat statistik yang menunjukkan korban kecelakaan lalu lintas, peredaran narkoba, film porno dan kriminal lain sangat besar dari ka¬langan remaja usia sekolah dan kuliah.Laporan banyak sekali kasus ka¬sus terkait masalah narkoba, kecelakan kendaraan bermotor, dan lain lain, pada umumnya para korban ini masih beru¬sia produktif, yaitu usia sekolah dan ku¬liah, tambah Kapolda.Senada dengan itu, Humas Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Drs. Busta¬mam Ali, M.Pd, membenarkan argumen Kapolda Aceh tersebut. Di antara sebab yang melatarbela¬kangi Program Polisi Saweue Sikula, dari hasil evaluasi dan catatan kepolisian, terdata bahwa pelanggar lalu lintas dan angka kematian akibat laka lantas (ke¬celakaan lalu lintas), lebih dari 50% itu anak sekolah. Korban yang masih muda itu, mati sia-sia di jalan raya, mungkin akibat pelanggaran tertib lalu lintas, misalnya lewat balapan liar dan ugal-ugalan. Kita paham usia sekolah itu masih labil dalam menggunakan jalan raya. Jadi polisi ingin tingkatkan pembi¬naan ke sekolah atau madrasah sebagai mitranya, jelasnya kepada Santunan.Kasus narkobaDi samping kasus lalu lintas, Narko¬ba juga menjadi salah satu pertimban¬gan lahirnya program saweue sikula tersebut, mengingat peredaran narkoba di kalangan remaja sudah sangat mera¬jalela bahkan sudah tingkat penggunaan sabu-sabu.Kita lihat saja sekarang ini, angka Narkoba di Aceh ini cukup tinggi. Seka¬rang zamannya sudah Sabu. Sabu itu merusak batang otak. Kalau sudah rusak batangnya maka pohonnya sudah mulai layu, kalau sudah layu gak mungkin dia akan berbuah. Seperti itu juga manu¬sia, gak mungkin dia menjadi seseorang yang masa depannya bagus, imbuh Ka¬polda Aceh.Terkait luasnya peredaran narkoba yang sudah merambah ke siswa sekolah Drs. Bustamam Ali, M.Pd, Humas Dinas Pendidikan Provinsi Aceh membenarkannya.Maraknya peredaran narkoba, yang juga pengguna dan korban umumnya generasi muda yang juga kalangan siswa. Barang haram ini mulai menjamah sam¬pai ke ruang sekolah. Jadi sangat perlu adanya pembinaan hingga ke ‘bangku-bangku sekolah, ujarnya. KemitraanUntuk mengoptimalkan program saweue sikula tersebut Kapolda Aceh, Irjen Pol. Drs. Iskandar Hasan, SH, MH mengharapkan kerjasama berbagai pihak terutama dinas Pendidikan dan Kanwil Kementerian Agama Aceh, kar¬ena program tersebut akan dilaksanakan di ruang kelas.Belajarnya di kelas. Tapi juga kita tidak mau mengganggu jadwal yang sudah ditetapkan, maka dari itu kita minta kerjasama dengan sekolah kapan kita bisa datang, harapnya.Menurutnya kedatangan Polisi ke sekolah bukan untuk mengintervensi lembaga pendidikan, tetapi untuk mem¬berikan pencerahan dan membangun kemitraan dengan masyarakat.Kita mengupayakan kehadiran poli¬si di tengah masyarakat sebagai kemitraan, tegasnya.Senada dengan itu Kakanwil Keme¬nag Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt juga sependapat bahwa program itu dipasti¬kan tidak akan mengganggu jadwal bela¬jar di madrasah.Program ini dipastikan tidak akan mengganggu program pendidikan kar¬ena diadakan di luar jam belajar reguler, misalnya waktu upacara bendera, per¬temuan osis, ektra kurikuler, atau jam belajar yang kosong, tegasnya.Sementara itu Humas Dinas Pen¬didikan Aceh, Bustamam Ali juga setuju bahwa hal itu tidak akan mengganggu jadwal belajar sekolah karena masuk da¬lam ekstrakurikuler. Di sekolah program ini akan masuk dalam ekstrakurikuler, misalnya siswa akan menjadi semacam polisi sekolah, dan polisi hanya perlu mengadakan pelatihan-pelatihan. Jadi langkah ini tidak akan mengorbankan pelajaran ter¬tentu, jelasnya.Program polisi saweue sikula tersebut disambut baik oleh akademisi di Banda Aceh, misalnya Sulaiman Tripa, SH, Dosen Fakultas Hukum Unsyiah Banda Aceh, menurutnya hal itu akan menjadi langkah preventif dalam mencegah ber¬bagai pelanggaran.Polisi saweu sikula sungguh satu lagi konsep yang bagus, namun dalam pelaksanaannya polisi harus bisa menjadi seperti guru, dalam hal mengupayakan preventif: mencegah berbagai pe-langgaran remaja seperti narkotika, ugal-ugalan dan balap liar, dan bahan porno. Kita jangan lupa bahwa jumlah siswa yang baik-baik lebih banyak dari siswa-siswa yang berperilaku miring. Maka pendekatannya seefektif mungkin harus dipikirkan, tanpa mengganggu hakikat dari proses pendidikan itu sendiri, urainya panjang lebar.Menurut Tripa seharusnya Polisi juga bisa berperan aktif dalam mengawal ke¬curangan Ujian Nasional di sekolah.Polisi yang saweu sekolah tidak hanya mengamankan soal, secara musiman, tapi juga siap sedia kontinyu mengamankan guru dan siswa yang na¬kal dalam mengolah soal. Selama ini sudah terlihat banyak kecurangan. Ada mungkin sekolah yang jujur, konsekue¬nsinya anak didiknya banyak yang tidak lulus, katanya menambahkan.Laporan Utama dirangkum oleh Muliadi Nurdin
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242