Takengon ( Darmawan)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. M. Daud Pakeh gelar nonton bersama pemutaran film Cahaya di Atas Bukit. Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, jum'at (15/12) malam.
Sebelum acara dimulai, penonton terlebih dahulu di hibur dengan penampilan salah satu kesenian daerah Gayo yakni Didong oleh anak-anak siswa MTsN 2 Aceh Tengah.
Kakanwil dalam sambutannya mengatakan tujuan memproduksi film ini adalah memperkenalkan daerah Gayo kepada dunia luar, memperkenalkan seorang sosok ,pribadi tokoh yakni sosok almarhum Drs. H. Thamren selaku Kepala KUA Kecamatan Pegasing. Seorang perintis anak bangsa di Kala Wih Ilang, yang saat ini dilanjutkan oleh ibu Sulastri.
Film ini dibuat tidak ada intervensi dalam kejadian, film ini dibuat apa adanya, jelas Daud Pakeh.
Film Cahaya di Atas Bukit ini adalah betul-betul film Dokumenter yang kita abadikan suatu saat jadi dokumen Kabupaten Aceh Tengah.
"Dalam produksi film ini, kami ingin memperkenalkan Aceh dan khususnya Aceh Tengah yang hidup masyarakat berdasarkan plural dan multi kultur. Bukan hanya suku bangsa, tetapi juga dengan berbeda agama," sebutnya.
Yang terpenting inti dari film ini adalah kami ingin memperkenalkan kepada dunia yang hari ini berbagai informasi miring terhadap Aceh dalam soal Kerukunan Umat Beragama.
Selain itu Kakanwil juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tengah yang telah membantu tiga ruang RKB untuk MIS Kala Wih Ilang, semoga proses pembelajaran makin lancar, ucapnya.
Sementara itu, bupati Aceh Tengah Ir. H. Nasaruddin, MM dalam arahannya mengucapkan terimakasih telah mengangkat harkat dan martabat saudara kita yang selama ini belum dapat kita layani sebagaimana yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Bukan hanya untuk dua lokasi tersebut (Kala Wih Ilang dan Baboe Aceh Tamiang) itu, tapi ini juga sudah menjadi inspirasi dan motivasi.
"Dengan demikian makin cepat kita ketahui makin cepat kita bantu, insya Allah makin baik, makin cepat perbaikan kondisinya," cetusnya
Khusus Kala Wih Ilang, sebut Nasaruddin lebih didominasi oleh saudara kita non muslim, setelah berada di Kala Wih Ilang, alhamdulillah sudah sama dengan kita satu aqidah (muallaf).
Di Aceh Tengah ada dua titik, satu di Wih Ilang, dan di Karang Ampar Kecamatan Ketol. Pemerintah Daerah melalui lembaga berwenang seperti Baitul Mal untuk memberikan perhatian kepada saudara kita.
"Jadi ini sekaligus disamping tugas kita atau kewajiban memberikan pelayanan yang layak kepada warganegara tetapi juga memberikan tuntunan seperti yang sudah kita lakukan," sebut Nasaruddin.
Oleh karena itu, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat Aceh Tengah untuk membantu dan peduli kepada saudara kita ini, para muallaf yang memerlukan bimbingan dari kita.
Turut hadir Forkopimda, Kakankemenag dan pejabatnya, serta Jajaran Kepala KUA dan Kepala Madrasah.[]