Banda Aceh (Humas)--Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh ikut mengambil bagian dengan penjajakan rencana kerja sama sejumlah program dengan Yayasan Syekh Zayed Uni Emirat Arab (UEA).
Penjajakan awal ditandai dengan diskusi atau meeting antara Kemenag dan mitra terkait, dengan delegasi Syekh Zayed di aula Kanwil, Kamis (7 September 2023).
Kanwil Kemenag Aceh melalui Plt Kabid Urais Dr H Alfirdaus Putra SHI MH memandu acara yang juga dihadiri para Kabid di kanwil, atau yang mewakili.
Ikut hadir selain Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk H Faisal Ali, juga utusan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala (USK), Biro Isra Setda Aceh, Dinas Syariat Islam Aceh, UPTD Masjid Raya Baiturrahman, dan mitra lainnya.
Plt Kabid Urais nyatakan bahwa ini adalah penjajakan awal (bahasa Aceh: cah rot) untuk menjalin kerja sama yang meliputi kemasjidan, pendidikan, pemberdayaan, infrastruktur, training dan lainnya ke depan.
Ke depan, karena bentuk kerja sama bisa luas, ujar Alfirdaus, tentu kerja sama RI dan UEA ini banyak melibatkan Pemerintah Aceh (PA), yang Kemenag menjadi pembuka penjajakan awal dan menjembatani koordinasinya.
Kerja sama pembangunan masjid, sedang dijajaki di Indonesia bagian timur dan barat, dan Aceh masuk pilihan yayasan dari ibu kota UEA, Abu Dhabi. Nanti selain pembangunan masjid, juga akan ada sarana pendukung lain di sekitarnya.
Di sini pihak UPT Masjid Raya Baiturrahman (bagian Dinas Syariat) melalui Kepala UPTD Saifannur, ikut sampaikan program dan kebutuhannya. Termasuk sisi pendidikan agama (TPQ).
Delegasi Syeikh Zayed UEA yang antara lain telah mendirikan Masjid Agung Syeikh Zayed Solo, Dr Sultan sampaikan bahwa pekan depan pihak Yayasan Syeikh Zayed UEA akan kunjungi Aceh dan konkritkan kemitraan.
Dr Sultan dalam paparan akan pembangunan kerja sama ini, yang dialihbahasakan Dr Ilham sampaikan, bahwa ada sekitar 10.000 jamaah yang berkunjung setiap hari ke Masjid Agung Solo ini. "Kami juga mengundang Bapak Ibu jika ada kesempatan ke Masjid Agung Syeikh Zayed Solo, masjid bernuansa wasathiah itu," ajaknya.
"Kita juga bawa imam di Solo ke UEA. Ada 12 imam dari Solo, suara merdu, jadi imam di UEA," tambahnya.
"Kita akan mengeksplorasi program ke seluruh Indonesia," janjinya dengan menyebutkan bahwa kerja sama juga telah berhasil di Jogja dan Jateng.
"Kita berusaha proyek bagus untuk kepentingan lokal. Kita bangun RS di Jateng di bawah Menkes.
Kita ingin menyelaraskan konsep dan kelanjutan program," sebut Sultan yang juga Direktur Sains Center Yayasan Syeikh Zayed di Indonesia.
Di area yang dibangun masjid, juga dengan jalannya infaq sedekah zakat, masjid berjalan dengan sendirinya.
Pihaknya juga membangun islamc center, apartemen dan hotel. Juga shoping dan hall untuk tempat menikah. Di samping pendidikan bahasa.
Pihak donatur dari Yayasan Syeikh Zayed ini langsung di bawah Syeikh Khalifa bin Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, amir UEA sekarang.
Dalam meeting, peserta rapat sampaikan program kerja yang memungkinkan dijajaki ke depan.
"InsyaAllah 13 September ini, pihak Yayasan Syeikh Zayed akan kembali ke Aceh menjumpai para mitra, juga Kemenag," tutupnya.[yyy]