Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Azhari MSi menjadi pemateri dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) Tahap II, di Hermes Palace Hotel, Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Senin-Rabu, 2-5 November 2024.
Rakorda bertema "Sinergitas Mewujudkan Peningkatan Kualitas Pendidikan di Aceh Berlandaskan Potret Akreditasi" yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, H Marthunis ST DEA, diikuti para Kakankemenag atau yang mewakili dan mitra kerja.
Kakanwil, dalam acara setelah siangnya zoom meeting dengan irjen Kemenag RI sampaikan, bahwa di antara kunci sukses untuk tingkatkan akreditasi madrasah di Aceh ini, ada pada komitmen dan kepemimpinan yang kuat dari Kanwil Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota.
Juga adanya partisipasi aktif madrasah dalam proses peningkatan akreditasi. Di samping kuatnya kemitraan dan sinergitas Kanwil Kementerian Agama dengan pemangku kepentingan.
Kemitraan Kanwil Kemenag Aceh dan BAN-PDM urgen untuk percepatan akreditasi seluruh RA/Madrasah di Aceh.
Rakorda yang diikuti Kanwil dan para Kakankemenag sebagai peserta aktif, juga dihadiri kepala sekretariat, staf, widyaiswara, juga delegasi BAN-PDM kabupaten/kota di Aceh, bersama Cabdindik atau Kadisdiknya.
Kakanwil sampaikan, "Peningkatan akreditasi madrasah merupakan upaya berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak."
"Dengan strategi yang tepat dan terukur, diharapkan mutu pendidikan madrasah RA, MI, MTS, dan MA dapat terus meningkat," sebut Kakanwil setelah dibuka Kadisdik yang selanjutnya Kadisdik Melantik dan Mengukuhkan Pengurus Badan Pengurus Olah Raga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi) Aceh masa bakti 2024-2028 di ruang lain Hermes Palace yang dihadiri Kakanwil yang diwakili Kabid Urais Dr H Mukhlis MPd.
Kakanwil sampaikan materi pada rapat badan yang sebelumnya bernama LPMP/BPMP ini, terkait Strategi Kanwil Kemenag Provinsi Aceh dalam Peningkatan Akreditasi RA, MI, MTs, dan MA Tahun 2024 dalam acara tiga hari akhir tahun ini.
Maka Kakanwil sampaikan, sejumlah strategi peningkatan akreditasi misalnya, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; peningkatan kinerja dan akuntabilitas madrasah; penguatan kelembagaan; penguatan kurikulum dan pembelajaran.
"Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di madrasah,dengan membangun platform digital untuk mendukung proses akreditasi madrasah. Mengembangkan aplikasi pembelajaran online untuk madrasah. Meningkatkan literasi digital madrasah melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan," urai Azhari terkait IT.
Kakanwil sampaikan, sasaran kemitraan ini ialah meningkatkan persentase madrasah yang terakreditasi A, mempercepat proses akreditasi madrasah, dan meningkatkan kualitas hasil akreditasi madrasah.
Dalam rapat juga dipaparkan peta madrasah yang telah terakreditasi baik A, B maupun C.
Yakni Raudhatul Adfhal (RA) yang sudah terakreditasi tahun 2024 sebanyak 340 lembaga.
"Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang sudah terakreditasi tahun 2024 sejumlah 615 MI. Untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) sejumlah 453 MTs. Dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebanyak 202 MA dan Swasta sejumlah 69 MA, yang telah terakreditasi," urainya dengan rincian masing-masing nilai dan status (negeri atau swasta).
Sedangkan jumlah RA/madrasah di Aceh, sebut Kakanwil ada 1.700 RA/Madrasah.
"Raudhatul Athfal/RA ada 340 lembaga. Madrasah Ibtidaiyah/MI 615 madrasah (negeri 433, swasta 182 madrasah). Madrasah Tsanawiyah/MTs 453 madrasah (negeri 109, swasta 344 madrasah). Madrasah Aliyah/MA 292 madrasah (negeri 69, swasta 223 madrasah)," rincinya.
Sementara dalam sambutan pembukaan, Marthunis menyampaikan bahwa keberhasilan pendidikan di suatu daerah sangat bergantung pada kerja sama yang baik dengan semua pemangku kepentingan.
“Pendidikan di Aceh dikatakan berhasil apabila adanya kerja sama yang baik dengan semua stakeholder yang mengurus pendidikan,” ujar Marthunis.
Marthunis menambahkan bahwa isu pendidikan yang kompleks memerlukan dukungan dan pelaksanaan bersama demi mencapai pendidikan Aceh yang bermartabat, beradab, dan cerdas.
Marthunis paparkan juga ikhtiar bersama dengan asesmen kepala dan guru, uji literasi dan numerasi, serta digitalisasi dalam best practise mutu.
Dalam laporan pembukaan, Ketua BAN PDM Aceh, Drs H Yusnaidi MPd, menyampaikan apresiasi tertinggi kepada Kakanwil, Kakankemenag, Kadisdik Aceh atas kesediannya hadir di tengah kesibukan yang juga membuka acara di aula sebelahnya, Bapopsi.
Yusnaidi menekankan pentingnya dukungan dari Kanwil, Kankemenag, Dinas Pendidikan dan mitra untuk mempertahankan mutu akreditasi madrasah/sekolah. "Kami mohon kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk dapat memberikan dukungan sepenuhnya sehingga akreditasi yang telah dicapai dapat dipertahankan mutunya," tambahnya.
Yusnaidi juga menjelaskan bagi madrasah/sekolah yang belum terakreditasi untuk dapat mempersiapkan segala administrasi sesuai dengan instrumen yang dinilai.
Yusnaidi menyebutkan bahwa persyaratan akreditasi tahun ini lebih ringan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Bagi yang belum terakreditasi, tidak usah khawatir karena tahun ini persyaratannya lebih ringan dari tahun sebelumnya," jelasnya dalam acara untuk 91 peserta se Aceh ini.
Adegium "Siapa takut akreditasi", ajaknya, menyemangati madrasah dan sekolah di Aceh, sebagaimana di daerah lainnya.[]