CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Dalam Workshop KUB, Ada Peserta Ingin Narasumber dari Non-Muslim dan Tanyai Hasil Penelitian di Subulussalam/Singkil

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 257
Rabu, 14 Mei 2014
Featured Image

[Banda Aceh | Muhammad Yakub Yahya]  Dalam sesi pertanyaan, ada tujuh peserta yang sampaikan komentar dan masukan. Di antara masukan bagi Kanwil (Panitia) ialah “Kenapa narasumber tak ada yang dari nonmuslim, dan kenapa peserta nonmuslim tidak lebih banyak?” tanya Syafi’i asal Bireuen, dalam acara Workshop Penguatan KUB di Grand Nanggroe (Rabu malam 14 Mei).

Memang biasa dalam acara (Subbag Hukum dan KUB Kanwil) di Aceh, mesti peserta banyak dari Muslim.  Khusus dialog antar umat beragama (bukan wrokshop), biasa memang lebih ramai lagi variasi peserta.

Namun menurut salah satu peserta, dengan ada pemateri dari luar Islam, akan beda dan kita bisa banyak tahu dinamika selain Islam, maka perlu ada tambahan beberapa peserta dari non-Muslim.

Ada penyanya dari Kota Subulussalam (dekat Singkil), soal hasil tim investigasi/peneliti yang diturunkan di Subulussalam (soal rumah ibadah) yang terlanjur mendunia, meski tak semua benar. “Ini mesti diumumkan pada kita,” ajak peserta. Dan pemateri ingin juga sampaikan pada peserta, bahwa yang banyak tahu Kasubbag Hukum dan KUB (H Juniazi MPd).

Terhadap pertanyaan Bakhtiar (Pidie), kenapa jika mayoritas Muslim di suatu kawasan, di sana ada relatif besar kedamaian, tapi jika di sana minoritas Muslim di tengah mayoritas nonmuslim, relatif tak nyaman?

Pemateri sesi malam, Drs Ridwan Qari pun menjawab, “Inipun lazim dalam komunitas global, kayak AS yang tak ingin ada manok agam dua dalam satu regional. Jadi, semestinya ada keadilan dalam menjalankan misi agama, bukan karena ‘ashabiyah dan kepentingan 'monoplolis' lainnya.”

“Kami kagum dengan konsep toleransi dalam Islam. Dan tanggungjawab untuk menginformasikan bahwa Islam di Aceh santun, waga di sini 'tak sangar', memang bukan hanya oleh Muslim, rekan kami, tapi juga tanggung jawab kami, dari Methodis. Jadi, bagaimana cara kami sampaikan pada dunia luar, bahwa Aceh damai dan santun warganya?” tanya Johan, dari Gereja Methodis Banda Aceh.

Sebelumnya, Ustadz Ridwan memang sampaikan QS Al-Kafirun dan QS Saba’ 24-26 (Allah yang mentakdirkan perbedaan, dan tanggungjawab kita untuk kita sendiri, tanggungjawab orang biar ditanggung sendiri orang lain). Dan inipun dijawab pula dengan kadarnya dan kisah pelaku politik di Aceh.

Mukhlis dari Kota Subulussalam, banyak sampaikan soal izin rumah ibadah (yang disalahgunakan saudara non-Islam) dan cara mengajarkan tentang agama lain pada anak didik yang lain agama.

Di sini, Ustadz Ridwan jawab, bahwa kita bisa ajarkan sejauh mana pun, asal bukan untuk permusuhan. Asal ada kemampuan untuk menjernihkan pemahaman, bukan untuk kebencian.

Soal Piagam Madinah, dan peran Ulama (MPU) juga disinggung Peserta dari Banda Aceh (Maskun, Banda Aceh) dan Simeuleu (Yusman MY, Kasubbag TU yang juga ikut tes haji). Dan jelang tengah malam, jawaban pun diberikan Kabid Urais Binsyar Kanwil. []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh