[Peureulak | Darwan Espede]  Perampokan di wilayah Peureulak  memang sungguh biadab. Seorang anak yatim yang bernama Rini menjadi korban. Uang hasil pemberian pemerintah melalui madrasah yang berjumlah Rp.1.800.000 ludes dibawa kabur perampok.

Menurut cerita anak yatim, perampok sangat beringas mengobark-abrik isi rumah,  dia  bertubuh besar, memakai sebo dan memiliki pistol.

Ibu anak yatim yang bernama Ramlah sangat sedih dan trauma dengan kejadian ini. Padahal uang itu akan digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah anaknya, membayar sewa rumah yang sudah menunggak, dan untuk biaya pelaksanaan maulid Nabi Besar Muhammad saw. 

“Kami sangat sedih,” kata Bu Ramlah, sambil menghapus air matanya. Sesaat kemudian, datang pula Tuan Takur, seorang saudagar kaya raya, yaitu pemilik rumah  untuk menagih uang sewa rumah pada Bu Ramlah.

Buka main marah Tuan Takur, karena uang sewa rumah belum juga  dibayar oleh Bu Ramlah. Tuan Takur pun pulang sambil membanting pitung  keras-keras. Anak yatim dan ibunya hanya bisa mengurut dada dan menangis.

Namun apa yang terjadi satu minggu kemudian, perampok dan Tuan Takur kembali lagi ke rumah anak yatim. Tetapi mereka dalam keadaan berlumuran darah dan mengaduh-aduh kesakitan. Dari mulutnya, dua telinganya dan dua hidungnya keluar darah segar. Sambil merangkak dan menagis mereka minta maaf pada anak yatim serta  ingin mengembalikan uang yang dia rampok. 

Spontan anak yatim dan ibunya berteriak minta tolong, maka datanglah Tgk. Imum dan aparat  keamanan serta masyarakat. Akhirnya perampok dan Tuan Takur pun tewas mengenaskan karena azab Allah.

Kejadian itu adalah adegan dalam drama yang dimainkan oleh siswa MTsN Peureulak, Selasa (18 Maret) di Madrasah setempat. Kita berdoa, berlindung, dan mohon ampun pada Allah, jika itu sungguhan atau potret sesungguhnya dari penyakit sosial kita, astaghfirullah dan na’udzubillah… [Darwan SPd, guru/yyy]