[Banda Aceh | Muhammad Yakub Yahya] Sesi jelang penutupan Workshop Pembinaan Guru TPQ se-Aceh, diakhiri dengan paparan 'job deskripsi' dan dialog bersama Direktur TPQ Plus Baiturrahman. Selain materi “Tupoksi Pengurus TPQ” itu, ada juga kita “Membedah Iqra’” dan “Kiat BCM (Bernyanyi, Bercerita, dan Bermain).
Ada cerita lain dari Muhammad Yakub Yahya (staf Subbag Inmas) itu, yakni ‘oleh-oleh’ selama di Medan dalam acara RDPU (Rapat Dengar Pendapat Umum) Revisi Qanun Pendidikan bersama tokoh se Aceh (unsur Bupati, unsur Kankemenag, PGRI, MPD dll) dan tokoh Aceh yang ada di Medan, yang acaranya digelar di Jalan Darussalam Medan, Hotel Grand Kanaya.
“Dalam draf final Qanun Nomor 5/2008 itu, ada unsur lembaga TPQ/TPA/Balee Seumeubeuet yang mesti juga dianggarkan ‘pos gaji’ oleh Pemda,” cerita Yakub, dan peserta senang mendengar itu. Juga senang sebab acara akan ditutup Kabid PD Pontren/mewakili, jelang Jumat (25/4).
Acara sejak 24 April di Oasis Hotel itu, dibuka Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Aceh Bapak Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd pada sore Rabu (23 April). Acara ini mengangkat tema “Mewujudkan Guru yang Profesional dan Berkualitas” dan berlangsung selama tiga hari.
Dalam sambutanya Kakanwil menyampaikan harapannya, semoga dengan acara ini dapat merangkum persoalan TPQ yang ada di Aceh dan dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah supaya TPQ lebih maju di masa yang akan datang, karena beliau percaya bahwa yang hadir dalam acara tersebut mewakili daripada pimpinan dan guru TPQ yang ada di seluruh Aceh. Meskipun jumlah yang hadir cukup terbatas yaitu hanya 40 peserta dan dari tangan-tangan lembut guru TPQ inilah akan melahirkan generasi Qur’ani dimasa yang akan datang.
Selanjutnya beliau menambahkan tips menjadi guru TPQ yang sukses yaitu: Guru TPQ harus sabar, guru TPQ harus menyenangkan, guru TPQ harus bersahabat, dan guru TPQ harus Kreatif dan inovatif. [sahri/efe]