[Banda Aceh | Yakub] Dari hasil kerjasama selama ini, antara lain memfasilitasi pelatihan lebih dari 200 dosen dan 500 mahasiswa di Aceh untuk melaksanakan praktik yang baik di perkuliahan, maka program Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dilanjutkan.
USAID PRIORITAS Aceh telah mengembangkan 18 sekolah mitra LPTK yang digunakan mahasiswa sebagai tempat praktik mengajar (PPL) di sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah. 18 sekolah mitra ini terdiri atas 12 MI/SD dan 6 MTs/SMP yang berada di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Dengan akan berakhirnya bantuan program pengembangan mutu pendidikan di Indonesia yang didanai oleh USAID, LPTK berkomitmen akan melanjutkan praktik baik yang selama 5 tahun telah dikembangkan oleh USAID PRIORITAS di Aceh.
"Di Univesitas Syiah Kuala, kita akan membentuk Pusat Studi Layanan Pendidikan," kata Wakil Rektor Bidang Kerjasama Unsyiah Dr H Nazamuddin SE MA saat memberi sambutan pada kegiatan Rapat Koordinasi Universitas Konsorsia, Fasilitator dan sekolah mitra LPTK di Hotel Hermes Banda Aceh.
Kegiatan yang secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor III UIN Ar Raniry Prof Dr H Syamsul Rijal MAg, berlangsung selama satu hari dan melibatkan 120 peserta.
Selain dari Kemenag Kota Banda Aceh, juga dari unsur pimpinan universitas konsorsia (Rektor, dekan, dosen dari Universitas Syiah Kuala, UIN Ar Raniry, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Jabal Gafur dan Universitas Al Muslim), Kepsek dan guru dari sekolah mitra/lab LPTK, beserta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III UIN Ar Raniry mengingatkan pentingnya transformasi dalam pendidikan karena dunia dan pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
"Berakhirnya program USAID PRIORITAS di LPTK bukan berarti LPTK dan sekolah mengakhiri semua praktik baik yang telah dikembangkan selama ini, bahkan ini berarti kita memulai sesuatu yang baru untuk melanjutkan program ini," jelas Prof Syamsul, yang juga sepakat dengan pembentukan Pusat Studi Layanan Pendidikan di UIN Ar Raniry yang akan melibatkan semua fasilitator USAID PRIORITAS di LPTK-nya.
Ia menambahkan, pusat kajian tersebut dapat menjadi bengkel atau workshop untuk terus meningkatkan kompetensi pendidik yang ada di Aceh.
"Guru tidak boleh berhenti untuk belajar, harus terus meningkatkan kompetensi dan lembaga ini menjadi referensinya," katanya, Rabu (1/2).
Sementara itu, Teaching and Learning Advisor USAID PRIORITAS Lynne Hill mengatakan, kerjasama USAID PRIORITAS dengan LPTK ini sudah berjalan dengan sangat baik.
Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi dan dokumentasi praktik baik yang dikumpulkan dari para dosen dan mahasiswa LPTK.
"Dari hasil evaluasi dan praktik baik yang dikembangkan di LPTK dan sekolah membuktikan kemajuan dalam program ini dan kami sangat berharap program ini dapat terus dilanjutkan di LPTK dan sekolah," kata Lynne Hill.
Lynne juga berharap bahwa pertemuan ini merupakan kesempatan yang baik untuk mempersamakan persepsi dan strategi keberlanjutan pascaprogram ini berakhir.
Dalam pertemuan ini sekagus dilakukan penyerahan piagam apresiasi kemitraan yang diberikan USAID PRIORITAS kepada LPTK, Konsorsia LPTK, Fasilitator LPTK, dan sekolah mitra LPTK.
Sejak akhir 2012, USAID PRIORITAS telah bekerja dengan 9 pemerintah kabupaten di Aceh untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar, yakni Kabupaten Aceh Barat Daya dan Aceh Jaya. Juga di Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Bireuen, Pidie, dan Pidie Jaya.