CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Tidur di Hutan dan Menantang Jalan ke Samar Kilang

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 1853
Jumat, 25 Juli 2014
Featured Image

[Syiah Utama | Muhammad Yakub Yahya]  10 hari sebelum Kakankemenag Bener Meriah Drs. H. Amrun Saleh, MA, dimutasi ke Kankemenag Aceh Tengah, sempat lakukan safari Ramadhan ke daerah pedalaman Desa Samar Kilang Kec. Syiah Utama dengan jarak tempuh dari ibu kota kabupaten 50,3 km. Syi’ar itu ditempuh dengan terengah-engah pada Jumat (4/7), yang diketuai Kakankemenag.

Diam-diam Gubernur Irwandi Yusuf (saat aktif) juga sempat menantang alam di sana (menyopiri sendiri), yang megejutkan Bupati setempat.

Sama dengan kisah Drs Amrun Saleh dan rombongan (yang terengah-engah dan penuh resiko maut di sepanjang jalanan, yang dua setapak, yang terjal, yang hanya berandalkan dua batang kelapa untuk puluhan titi), beberapa waktu silam, kami dari TPQ Plus Baiturrahman, juga sempat diundang juga oleh Pemkab setempat (Disdikpora), kerjasama dengan P2DTK (Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus) yang include dan link dengan program Bappenas (PNPM Mandiri (Program National Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) dan Bank Dunia/SPADA (Support for Poor and Disadvantaged Areas, di tingkat provinsi), untuk memberi pelatihan. Sebelumnya saya, alhamdulillah telah diikutkan training bersama rekan SPADA (bersam trainer ‘bule’ yang berpengalaman di negara konflik). 

Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, di pedalaman Kabupaten Bener Meriah, bisa mewakili potret dunia pendidikan Aceh dalam menatap dan meratapi daerah tertinggal dan terpencil di sini, yang katanya kaya raya. Di kecamatan yang terluas di Aceh Tengah itu, masih tertinggal dalam denyut pembangunan pendidikan, ekonomi, agama, budaya, dan sisi kehidupan lainnya. Padahal di antara prasyarat agar warga maju, itulah jalur perhubungan dan penerangan (listrik) yang memadai dan lumayan. Justru jalan dan lampu, bagi kecamatan yang baru memekarkan diri dari Kecamatan Bandar (ibukota Pondok Baru) itu.

Kecamatan Bandar memekarkan diri menjadi Kecamatan Syiah Utama (Samar Kilang), Permata (Buntul), dan Bandar (Pondok Baru). Kecamatan yang bersebelahan dengan Lokop, Alue Ie Mirah, Lhoksukon, Aceh Timur itu, jadi ‘wajar’ menuntut pisah dengan membentuk ALA, menurut sebagain warga. Jalan provinsi yang menghubungkan mereka dengan dunia luar, sejak sebelum merdeka dulu, berlumpur. Mereka sudah kenyang makan janji dari pemerintah, dan kini tak mau lagi mendengar gombal siapa pun yang datang.

Transportasi sepanjang hampir 60 kilometer ke Samar Kilang, tempat kuburan Raja Sengeda dan Beuner Meuria, ditapaki sampai satu hari. Jika sedikit kering dan jurang-jurang bersahabat, lebih cepat sedikit. Masyarakat pulang dan pergi ke Pondok Baru, ibukota Simpang Tiga Redelong, atau Takengon, biasa bermalam di hutan. Padahal jalan setapak, berlumpur dan mematikan itu, sudah ratusan tahun. Setua usia Beuner Meuria (asal muasal nama Kabupaten Bener Meriah diambil. Di sana, makamnya sering diturukan heli oleh petinggi TNI untuk ziarah, karena nama Gajah Puteh (Kodam IM) ada sejarah dengan Linge Isaq – Bener – Timang Gajah – Koetaradja.

Kini, di sana ada sekolah SD, SMP dan SMA, walau semua bukan berstatus negeri. Guru juga, kabarnya yang honorer saja yang betah. Sedangkan yang PNS sering tidak lama bertahan di tempat. Hingga ada satu guru, kayak Saiful Bahri AMa (saat itu), sering merangkap menjadi wakil kepala sekolah dan juga menangani murid kelas satu hingga enam dalam sehari.

“Kita yang masih tertinggal dalam hal pendidikan selalu ‘terjajah’. Meskipun hidup di negara merdeka. Apa makna merdeka, jika terus merasa ‘terjajah’. Mungkin lebih baik ‘tidak merdeka’, namun pribadi-pribadi masyarakat merdeka berpikir dan bertindak. Sudah merdeka saja kita masih di bawah jajahan ideologi, sistem, ekonomi, politik, ekonomi, seni, budaya, dan lain-lain pihak lain. Bagaimana kita mau memerdekakan daerah dari keterpurukan, jika guru yang diangkat, cepat-cepat angkat tangan dan angkat kaki, minta pindah selalu. Padahal plot dana untuk guru terpencil sudah lumayan juga sekarang,” kisahnya kritis. 

Hambatan pendidikan di daerah terpencil antara lain fasilitas yang minim. Partisipasi orang tua juga kurang. Kayaknya sebagian apatis dengan masa depan anaknya. Anak lebih mau diajakkan ke kebun memetik kopi misalnya. Kelak putra daerah tertinggal, setelah sekolah terbengkalai, tak sempai berijazah, seperti di Samarkilang akan tergiur dengan materi semata-mata seperti mencari kayu alim atau jernang yang harganya perkilogram jutaan rupiah. Atau senang hanya mamancing ikan samar (keureulieng) di sungai yang per ekor bisa dua ratusan ribu rupiah.

Langkah Pemda Bener Meriah juga serius memeratakan pendidikan di pusat kecamatan dan pelosok rimba raya. Sejak November 2008 misalnya, pihak P2DTK dan Disdikpora Bener Meriah menggelar pelatihan Ustadz-Ustadzah. Ke tujuh kecamatan di Bener Meriah (kecamatan induk) yang paling sulit dilaksanakan itulah di Syiah Utama. Di samping jalan yang lumpurnya setinggi lutut, jurang di bawah jembatan kayu bulat yang rapuh atas jalanan yang mendaki itu, juga sulit mengumpulkan tenaga pengajar di pusat kecamatan dalam seminggu.

Antusias guru yang akrab dengan dinamika anak-anak itu luar biasa. Semangat ini mesti disahuti oleh Pemda tingkat dua dan Pemda Aceh, misalnya dengan memplotkan anggaran yang memadai untuk guru pengajian. Sekretaris Dinas Pendidikan, Drs Darwin (saat itu) mengharapkan ada perubahan setelah ustadz mengikuti pelatihan selama tiga hari setiap kecamatan. Teladan orang tua akan dilihat anak-anak di rumah atau di luar rumah. Jangan lagi generasi Aceh ke depan tak bisa mengaji.

Dibantu oleh instruktur dari Banda Aceh: Muhammad Yakub Yahya, Direktur TPQ Plus, Zulkarnain SHI, Wakil Direktur (saat itu), Amirullah ST, Kabag Kemuridan (saat itu), dan Irwan Harief SHI, Wakabag Pengajaran TPQ Plus Baiturrahman (saat itu)....[]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh