Banda Aceh, 14 Desember 2011Mengakhiri tahun 2011, Banda Aceh dan sekitarnya termasuk kawasan yang ramai kedatangan tamu, termasuk dari negeri jiran. Ini terlihat ramai `wajah asing` yang bersalaman dan berpamitan dengan warga kota saat berpasan di jalanan, bandara dan terminal, belanja, dan waktu singgah di rumah ibadah (masjid). Ramai juga tetamu itu, dari berbagai negara bagian di Malaysia. Di antara `encik` dan `tuan`, dikabarkan, ada yang sudah menyinggahi objek wisata Banda Aceh,antara lain: Gunongan, Putroe Phang, Kherkhof, Museum Atjeh, Museum Tsunami, `Kapal PLN` Apung, Blang Padang, `Kapal Apung` Lampulo, Lhoknga, Makam Syiah Kuala, makam raja-raja, Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, dan Masjid Raya Baiturrahman. Baru-baru ini, serombongan praktisi pendidikan, guru, `cek gu`, dan donatur lembaga pendidikan dari Negara Bagian Johor dan Melaka mengagendakan dan menyempatkan `studi banding` dan silaturrahmi ke Taman Pengajian Al-Qur`an (TPQ) Plus Baiturrahman Banda Aceh. Haji Hasan (foto: terima cenderamata) yang memimpin `delegasi tur` ke Banda Aceh akhir tahun 2011, menuturkan di sela-sela kunjungan ke Masjid Raya, "Sekembali ke `seberang`, rombongan akan menceritakan ihwal kunjungan ke Aceh, keramahtamahan tuan rumah dan `dahsyat`nya pembangunan usai tsunami. Akan mengajak saudara lain lebih ramai lagi, ke mari." Memang `hikayat kakak-adik` Malaya-Aceh dalam rumpun Melayu sekarang mungkin agak kendur.Haji Hasan dan rekan-rekan, termasuk donatur tetap yang membiayai dan mengayomi yayasan anak yatim, pascatsunami, yang domisili yayasan itu masih di Ajun Jeumpet Kec. Darul Imarah, Aceh Besar. Dalam lawatan ke Baiturrahman, di samping ceramah malam, silaturrahmi dan studi banding, kelompok pengajian di sana itu, juga saling menukar cenderamata dengan TPQ. "Terima kasih Haji Hasan dan rombongan yang telah memilih kami, TPQ Plus jadi agenda `wisata edukasi`, juga syukran atas bantuan kemarin, salam," ucap Muhammad Yakub Yahya, Direktur TPQ Plus mewakili keluarga besar TPQ Plus dan Masjid Raya Baiturrahman.